.
Kulonprogo (MP) – Penyelenggara pendidikan sekolah SD dan SMP diminta tidak memaksakan penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen dalam waktu bersamaan dengan mengabaikan panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo, Arif Prastowo mengungkapkan penyelenggaraan PTM 100 persen dalam waktu bersamaan, memungkinkan untuk sekolah yang setiap kelas memiliki jumlah siswa kurang dari 20 siswa.
Sekolah yang setiap kelas memiliki jumlah siswa lebih dari 20 siswa dan kepemilikan ruang kelas terbatas, penyelenggaraan PTM 100 persen dapat dibagi menjadi dua sift.
“Melalui cara ini, dalam satu ruang kelas dapat memberikan jarak tempat duduk antar siswa minimal 1 meter,” kata Arif Prastowo, Rabu (12/1-2022).
Menurutnya, dari pemantauan penyelenggaraan PTM 100 persen, sekolah yang memiliki jumlah siswa besar, tiap kelas sudah membagi menjadi dua sift. Materi pembelajaran sama yang diterima siswa masuk sift pertama maupun masuk sift kedua.
“Sekolah telah melaksanakan PTM 100 persen meskipun dalam waktu tidak bersamaan. Konsekuensi beban guru kelas dan guru mata pelajaran bertambah dua kali lipat,” tuturnya.
Sebagian besar ruang kelas berukuran standar dengan kapasitas sekitar 40 siswa atau sekitar 20 meja. Satu meja untuk dua siswa. Sesuai panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi, ruang kelas cukup untuk sekitar 20 siswa.***
