.
Wabup Danang Maharsa (kiri baris ke dua) turut berjalan kaki dalam pawai menuju Sumur Petilasan Mbah Demang. (PM-ist)
Patmamedia.com (SLEMAN) – Ribuan warga memadati ruas jalan Kalurahan Banyuraden, Gamping, Kamis (3/7) malam, untuk menyaksikan kirab budaya dalam rangka upacara adat Suran Mbah Demang. Tradisi yang digelar rutin setiap bulan Sura dalam kalender Jawa ini bukan sekadar seremoni, melainkan wujud penghormatan kepada Ki Demang Cokrodikromo, tokoh yang mewariskan teladan luhur bagi masyarakat Banyuraden.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa hadir secara langsung dalam prosesi upacara adat yang diawali dengan kirab budaya, barisan bregada keprajuritan, arak-arakan gunungan, hingga ogoh-ogoh.
Danang turut berjalan kaki dalam pawai menuju Sumur Petilasan Mbah Demang, lokasi yang dipercaya sebagai bagian dari jejak sejarah Ki Demang Cokrodikromo.
Ditemui usai prosesi kirab budaya, Danang menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Banyuraden yang masih setia menjaga warisan budaya sekaligus meneladani nilai-nilai kebajikan sang leluhur.
“Banyak yang bisa kita teladani dari Ki Demang Cokrodikromo. Salah satunya yang jelas terlihat dalam rangkaian upacara adat ini yaitu kebersamaan, gotong royong, seluruh masyarakat saling menghormati dan mendukung berjalannya seluruh prosesi upacara adat. Nilai-nilai seperti inilah yang bisa kita teladani dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Danang.
Menurutnya, semangat gotong royong dan rasa saling menghormati yang diwariskan Ki Demang Cokrodikromo menjadi pondasi penting bagi harmoni masyarakat Banyuraden.
Tradisi tahunan ini juga menjadi ruang edukasi bagi generasi muda untuk memahami akar budayanya sendiri.
“Selain sebagai hiburan bagi masyarakat, kegiatan ini menjadi momentum untuk meneladani nilai luhur yang diajarkan Ki Demang Cokrodikromo,” imbuh Danang.
Ia pun berharap pelestarian tradisi tidak berhenti di generasi sekarang saja. “Tradisi dan warisan budaya yang masih ada harus terus dilanjutkan khususnya oleh generasi muda. Sehingga, nilai-nilai leluhur dan kearifan lokal akan terjaga dan menjadi salah satu pedoman dalam hidup bermasyarakat,” tutupnya.(atm)*