Platinum

Tikus di Sleman Tahun 2024 Serang 559 Hektar, Dinas Pertanian Lakukan Berbagai Upaya Pengendalian

Wijatma T S
03 January 2025
.
Tikus di Sleman Tahun 2024 Serang 559 Hektar, Dinas Pertanian Lakukan Berbagai Upaya Pengendalian

Petani di Sleman giat memberantas tikus. (PM-ist)

Patmamedia.com (SLEMAN) – Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Ir. Suparmono, MM, mengungkapkan hasil analisis serangan hama tikus di wilayah Sleman pada tahun 2024 mencatat luas serangan mencapai 559 hektar. Serangan tersebut tersebar dengan berbagai tingkat keparahan, mulai dari serangan ringan hingga puso.  

"Rinciannya, serangan ringan seluas 410 hektar, serangan sedang 81 hektar, serangan berat 42 hektar, dan serangan puso 26 hektar," ujar Suparmono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/1/2025).

Namun demikian, berkat berbagai upaya pengendalian yang dilakukan sepanjang tahun, pihaknya berhasil mengendalikan hama tikus di lahan seluas 135 hektar. Dengan demikian, serangan riil hama tikus yang tersisa pada akhir tahun 2024 adalah seluas 424 hektar.  

Suparmono menegaskan pengendalian hama tikus dilakukan secara preventif dan responsif dengan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). 

Salah satu strategi yang diterapkan adalah pengendalian dini pada awal masa tanam untuk menurunkan populasi tikus sebelum terjadi ledakan populasi saat padi memasuki fase generatif.  

"Kegiatan pengendalian dilakukan secara bersama-sama oleh para petani melalui gropyokan massal atau berburu tikus sebelum masa tanam. Metode ini dilakukan dengan menggali dan membongkar sarang tikus di tanggul irigasi, jalan sawah, dan lahan kosong," jelasnya.  

Selain gropyokan, langkah pengendalian lain yang dilakukan adalah pengumpanan racun tikus menggunakan rodentisida akut yang dicampur dengan gabah atau beras, kemudian diletakkan di jalur tikus. Teknik ini dilakukan pada fase vegetatif padi.  

Cara lain yang juga digunakan adalah fumigasi atau pengemposan sarang tikus. Metode ini terbukti efektif membunuh tikus dewasa dan anak-anaknya di dalam sarang. Setelah fumigasi, lubang tikus ditutup dengan lumpur agar tikus yang berada di dalam sarang mati.  

"Pengendalian juga dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami tikus, seperti burung hantu, burung elang, ular, kucing, dan anjing. Kami mengimbau petani untuk tidak mengganggu atau membunuh predator alami ini karena mereka membantu menekan populasi tikus di sawah," tambah Suparmono.  

Dengan berbagai langkah yang telah dilakukan, lanjut Suparmono, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman berharap serangan hama tikus dapat terus ditekan di masa mendatang, sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga. (atm)

Griting

Baca Juga