.
Makam Mandung yang gugur dalam pertemuran Semarang di Pemakaman Jintung, Terbah, Pengasih Kulonprogo (PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Mandung dan Pratu Sugiman merupakan nama tokoh asing didengar bagi masyarakat luas. Keduanya tidak masuk ke dalam daftar nama pahlawan yang ikut berjuang merebut kemerdekaan RI.
Masyarakat Terbah, Kalurahan/Kapanewon Pengasih mengakui, Mandung dan Sugiman sebagai pahlawan yang gugur dalam pertempuran dengan pasukan penjajah.
Pada acara malam tirakatan memperingati HUT ke – 77 Kemerdekaan RI, masyarakat mendoakan para pahlawan pejuang 1945, termasuk diantaranya mendoakan Mandung dan Sugiman.
Dari hasil penelusuran dan informasi yang berhasil dihimpun dari para tokoh masyarakat Terbah, Mandung dan Sugiman ada di Pemakaman Jintung, Terbah, Kalurahan/Kapanewon Pengasih. Di pusaran makam ditandai dengan bambu runcing. Nama Mandung dan Sugiman diabadikan menjadi nama ruas jalan di Kota Wates.
Tokoh masyarakat Noto Sarju, Mulyo Diharjo dan Parjono Marto Sentolo yang ditemui terpisah mengungkapkan Mandung kelahiran tahun 1928 merupakan salah satu putra Mbah Dul Sidik, warga Terbah.
Mandung pada masih remaja sekitar 1944 mendaftar sebagai relawan melalui Kalurahan Dayakan. Terdapat sekitar lima orang, termasuk Mandung yang mendaftar menjadi relawan, semua berasal dari Terbah.
Kalurahan Dayakan merupakan salah satu kalurahan sebelum ada penggabungan menjadi satu dengan Kalurahan Gebangan dan Kalurahan Pengasih. Sedangkan penggabungan tiga kalurahan menjadi satu dengan nama Pengasih sekitar tahun 1948.
Kemudian Mandung bersama relawan berasal dari kalurahan lain diberangkatkan ke Semarang, Jawa Tengah. Mandung gugur dalam pertempuran di wilayah Semarang. Pada batu nisan di pusaran makam Mandung tertulis gugur pada tahun 1945.
Mulyo Diharjo mengharapkan ada pengkajian dan penelitian tentang sosok Mandung dan Pratu Sugiman. Sangat minim data-data yang dapat diperoleh dari keluarga maupun saudara.***