.
Patmamedia.com (SLEMAN) - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kalurahan Condongcatur menggelar sosialisasi terkait pencegahan bullying di lingkungan sekolah. Acara ini berlangsung di ruang kelas 2A SD Negeri Kentungan, Condongcatur, Depok, Sleman, Jumat (18/10/2024).
Kegiatan ini melibatkan perwakilan orang tua wali murid dari kelas 1 hingga 6 serta dihadiri narasumber dari Dinas P3A2KB Kabupaten Sleman, Babinkamtibmas, Carik Condongcatur, dan TP PKK Kalurahan Condongcatur.
Ketua TP PKK Condongcatur, Dewi Nurlaila, S.Pd.Paud, menegaskan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari program kerja Turba (turun ke bawah-red) Pokja 2 TP PKK Condongcatur ke sekolah-sekolah di wilayah tersebut.
"Kegiatan ini adalah melanjutkan dari program sebelumnya dalam pencegahan anti-bullying di sekolah yang berada di wilayah Kalurahan Condongcatur, mengundang guru-guru di tingkat PAUD, TK, maupun SD," ujarnya.
Dalam pemaparannya, Sri Wandasari Agustini, narasumber dari Tim Kerja Perlindungan Anak Dinas P3A2KB Kabupaten Sleman, menjelaskan bahwa bullying merupakan tindakan tidak pantas yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap individu yang lebih lemah.
"Bullying dapat berupa kata-kata, tindakan, atau sikap yang menyakiti, menghina, atau mengejek orang lain. Bullying dapat terjadi di mana saja, seperti di sekolah, di tempat kerja, di lingkungan, atau di media sosial," paparnya.
Ia menambahkan bahwa bullying dapat berdampak negatif baik bagi korban maupun pelaku. Korban bullying berisiko mengalami stres, depresi, trauma, rendah diri, kehilangan motivasi, hingga bunuh diri. Sedangkan pelaku bullying juga berpotensi mengalami masalah psikologis, sosial, atau hukum. "Bullying juga dapat merusak hubungan antara individu, kelompok, atau masyarakat," imbuhnya.
Ketua Pokja 2 TP PKK Kalurahan Condongcatur, Wiji Astuti, menyatakan kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat terkait dampak berbahaya bullying.
"Kami memiliki harapan besar agar bullying dapat dicegah dan dihentikan, khususnya dimulai dari lingkungan sekolah," tegasnya.
Sementara itu, Bhabinkamtibmas Condongcatur, Bripka Bagiyo, menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam menangani kasus bullying. Ia mengatakan bahwa kerja sama antara satuan pendidikan, guru, orang tua, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan budaya inklusif dan bebas dari perundungan.
"Semoga kegiatan ini bisa menjadi langkah efektif untuk pencegahan perilaku bullying dengan mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dari kegiatan ini," pungkasnya.