74 Tahun Serangan Oemoem 1 Maret, Catatan Sejarah 202 Korban Kemusuk
Muh Sugiono
01 March 2023
.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih bersama masyarakat melakukan tabur bunga di Makam Somenggalan. (PM-Muh Sugiono)
Bantul (PM) – Berbagai elemen masyarakat dan TNI-POLRI menggelar upacara Peringatan Serangan Oemoem 1 Maret dan tabur bunga di Komplek Makam Pejuang Somenggalan Dusun Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta, Selasa (28/02/2023). Upacara dipimpin Bupati Bantul Abdul Halim Muslih yang kemudian bersama masyarakat melakukan tabur bunga.
Bupati Abdul Halim mengungkapan, yang harus dipetik dari perintatan ini adalah semangat untuk terus mempertahankan tanah air, utamanya bagi generasi muda. Dan sebagai bangsa Indonesia yang besar, demikian Abdul Halim, kita harus terus memupuk jiwa patriotisme dan nasionalisme.
Usai tabur bunga, rangkaian acara peringatan dilanjutkan dengan seminar nasional berlangsung di Museum Memorial Jendral Besar HM Soeharto.Seminar bertajuk “Memaknai Peristiwa Kemusuk - Somenggalan Dalam Serangan Oemoem 1 Maret 1949”, diikuti ratusan masyarakat dari berbagai kalangan guna merenungi dan menghormati 202 warga Kemusuk yang menjadi korban pembataian tentara Belanda pada 7-8 Januari 19489.
Mayjen TNI (Purn) Lukman R Boer, Ketua Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB), mengatakan peristiwa Kemusuk-Somenggalan adalah rangkaian peristiwa yang berkait erat dengan Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Saat itu Belanda yang tak berhasil menemukan Soeharto di rumahnya, menjadi gelap mata dan membantai 202 warga Kemusuk-Somenggalan.
"Kami berharap peristiwa yang terjadi di Kemusuk sebelum Serangan Oemoem 1 Maret ini menjadi catatan sejarah yang diingat bangsa Indonesia," ungkapnya.
Nur Johan, penulis sejarah dari YKCB menambahkan peristiwa Kemusuk-Somenggalan muncul karena Belanda terusik dengan serangan sebelumnya yang dilakukan Letkol Soeharto yakni 29 Desember 1948 di Kantor Pos Besar, Ngabean, Patuk, Sentul dan Pengok. Disebutkannya, Belanda mencari Soeharto di Kemusuk, namun tidak ditemukan hingga akhirnya mereka membakar desa dan membunuh 202 warga.
Sementara Prof Djoko Suryo yang menjadi pembicara dalam seminar nasional Memaknai Peristiwa Kemusuk-Somenggalan dalam Serangan Oemoem 1 Maret 1949 mengatakan peristiwa tersebut menandai jiwa patriotisme bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah. Momentum peringatan 1 Maret harus dimaknai dengan mengambil semangat perjuangan untuk menjalani kehidupan bangsa ke depan.***