.
BPBD Ssleman ketika dropping air bersih di Tempel dan Seyegan tahun lalu. (PM-Humas BPBD)
Sleman (PM) - Beberapa waktu lalu BMKG DIY merilis informasi peringatan bencana kekeringan di 8 kapanewon di Sleman yakni Prambanan, Berbah, Depok, Kalasan, Ngemplak, Gamping, Seyegan, dan Minggir.
Merespon ancaman bencana kekeringan ini, Bambang Kuntoro, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman mengungkapkan pihaknya telah siap siaga menghadapinya.
“Sampai dengan saat ini belum ada laporan dan hasil pantauan serta monitoring BPBD dan tim serta relawan setempat tentang kekeringan atau kekurangan air baku di wilayah yang diperkirakan mengalami kekeringan sesuai prakiraan BMKG,” ujar Bambang di BPBD Sleman, Jumat (23/6/2023).
Bambang menambahkan, meski demikian BPBD Sleman telah mengambil upaya-upaya antara lain dikeluarkannya Keputusan Bupati Sleman tentang Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Nomor 19.2 /Kep. KDH/2023 sejak 10 Maret 2023 lalu yang di dalamnya mengatur langkah-langkah antisipasi bencana kekeringan. Selain itu BPBD Sleman juga sudah menyiapkan 29 tangki 5000 liter untuk dropping air bila memang nantinya diperlukan.
“Pengalaman tahun 2022 kekeringan terjadi di Kapanewon Tempel Kalurahan Banyurejo (Padukuhan Tangisan, Plambongan, dan Jambeyan) serta Kapanewon Sayegan Kalurahan Margokaton (Padukuhan Susukan I dan Susukan II), kekeringan yang terjadi karena dampak revitalisasi Selokan Mataram. BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Serayu Opak akan koordinasi bila akan ada revitalisasi Selokan Mataram dengan OPD terkait sehingga tidak berdampak buruk atau kekeringan,” lanjut Bambang.
Wilayah Prambanan adalah paling rawan kawasan bencana terutama di Gayamharjo, Sambirejo, Wukirharjo, dan sebagian Sumberharjo. Namun sejak tahun 2020 telah dibangun pompa dari PDAM yang diambil dari mata air Padukuhan Pendekan, Tirtomartani, Kalasan.
“Air dinaikkan ke bak penampung di wilayah tertinggi di Prambanan (Mintorogo, Gayamharjo) lalu diluncurkan secara gravitasi ke hidran umum di beberapa wilayah dan di sambungan rumah di wilayah Prambanan. Sehingga mulai tahun 2020 kawasan tersebut telah terlayani melalui Organisasi Pengelola dan Pemakai Air, PDAM serta Pamsimas Desa yang merupakan program DPUPKP Sleman,” terang Bambang.
Upaya lainnya, lanjut Bambang, adalah melalui para relawan menitip pesan kepada masyarakat untuk bijak menggunakan air bersih karena saat ini sudah memasuki musim kemarau kering. Selain itu yang juga patut diwaspadai adalah adanya longsoran material Gunung Merapi yang dikhawatirkan akan merusak pipa air bersih di wilayah masyarakat lereng Merapi yang memanfaatkan air bersih dari mata air di Merapi.***