.
Ketua Asosiasi Gapoktan Kulonprogo Margiyono menunjukan persediaan beras di gudang Gapoktan Panca Manunggal. (Foto: PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Ketua Asosiasi Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Kulonprogo, Margiyono mengajak wartawan media ini untuk melihat persediaan beras, gabah dan pabrik penggilingan padi di Gapoktan Panca Manunggal, Kalurahan Sogan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulonprogo, DIY.
Gapoktan tersebut termasuk salah satu dari 92 kelomok penyedia bahan pangan beras untuk program BPNT dari pemerintah pusat maupun BPNT kabupaten. Beras disalurkan melalui e-warung kepada warga KPM (Keluarga Penerima Manfaat) program tersebut.
Gabah kering berkarung-karung siap digiling memenuhi ruang gudang. Kemudian di gudang lainnya penuh dengan beras dalam kemasan karung dan beras dalam kemasan plastik 5 kg. Sementara, gabah baru yang dibeli dari panenan petani diletakkan di tepi penjemuran.
“Ada persediaan beras 90 ton lebih siap disalurkan ke 11 e-warung memenuhi kebutuhan pangan BPNT pusat dan 5 e-warung memenuhi kebutuhan pangan BPNT kabupaten. Sayangnya, ada perubahan kebijakan penyaluran BPNT dari pusat diberikan tunai sehingga beras masih ngendon di gudang,” ujar Margiyono yang juga Ketua Unit Usaha Gapoktan Panca Manunggal, Senin (7/3/2022).
Di Kulonprogo gapoktan menjadi penyedia beras untuk program BPNT pusat maupun BPTN kabupaten. Gapoktan mempersiapkan beras satu bulan sebelum jadwal penyaluran. Desember 2021 mulai mempersiapkan beras yang hendak disalurkan Januari 2022.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial (Kemensos), katanya di Januari 2022 belum menyalurkan BPNT pusat. Beras sekitar 30 ton masih utuh di gudang. Gapoktan di bulan yang sama harus mempersiapkan beras untuk penyaluran di Februari.
Sampai jelang akhir Maret, katanya jatah beras Januari dan Februari masih menumpuk di gudang. Mengantisipasi kemungkinan jatah tiga bulan disalurkan sekali, Gapoktan mempersiapan beras untuk jatah Maret.
“Tanpa ada pemberitahuan jauh hari sebelumnya, BPNT pusat disalurkan tunai. Gapoktan merugi. Tidak ada perputaran modal karena sudah habis untuk menyiapkan beras BPNT. Sementara KPM BPNT yang menerima tunai tidak membelanjakan untuk bahan pangan,” ujarnya.
Asosisasi Gapoktan Kulonprogo mendesak Kemensos meninjau kembali kebijakan penyaluran BPNT 2022 diberikan tunai melalui kantor pos. “Penyaluran tunai rawan penyimpangan. Saya mendengar sendiri, bantuan tidak dibelanjakan bahan pangan tetapi untuk kebutuhan di luar pangan,” jelas Margiyono.
Sistem penyaluran BPNT di Kulonprogo, katanya memperdayakan potensi pertanian daerah, Gapoktan, kelompok tani, Pokdakan (Kelompok Pemudidaya Ikan), KWT (Kelompok Wanita Tani) dan e-warung yang merupakan kelompok usaha bersama warga tidak mampu.
Terkait puluhan ton beras 'ngendon' di gudang, lanjutnya beras masih tahan untuk beberapa bulan ke depan. Beras dipilih dari panenan petani terbaik. Jika BPNT tetap disalurkan tunai, beras rencananya dijual ke Bulog.***k