.
Warga dan anggota kepolisian dari Polsek Lendah menunjukan ketinggian luapan banjir Sungai Puton yang merendam pekarangan dan rumah warga di Kalurahan Bumirejo. (PM-Istimewa)
Kulonprogo (PM) – Banjir Sungai Puton merendam pekarangan dan ratusan rumah warga lima wilayah pedukuhan di Kalurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah setelah semalaman turun deras yang merata di wilayah Kulonprogo, Selasa (15/2) pagi.
Aliran sungai kecil sepanjang kurang lebih tiga kilometer yang membelah wilayah Bumirejo tidak mampu menampung air hujan hingga meluap ke dataran rendah sekitar sungai. Kedalaman air di daerah dataran terendah mencapai sekitar satu meter.
Begitu hujan reda luapan banjir berangsur-angsur surut mengikuti mengecilnya arus Sungai Puton. Wilayah terdampak luapan banjir, meliputi pekarangan dan rumah warga di Pedukuhan Carikan 29 KK (kepala keluarga), Dukuh 30 KK, Panggang 2 KK, Ngipik 32 KK, Cabean 3 KK dan Tempel 28 KK.
“Belum menghitung kerugian secara material akibat luapan banjir merendam pekarangan dan rumah warga. Setiap tahun kebanjiran karena air hujan dari Bumirejo dan tetangga kalurahan mengalir ke situ,” ujar Edi Winarna, Lurah Bumirejo.
Pemerintahan kalurahan meminta perhatian dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS-SO) Yogyakarta agar warganya terbebas dari luapan banjir Sungai Puton. Badan sungai berukuran kecil sepanjang kurang lebih tiga kilometer berhulu di Kalurahan Srikayangan, sebelah utara wilayah Bumirejo.
Setiap turun hujan, katanya air dari wilayah Srikayangan dan Bumirejo masuk ke Sungai Puton. “Sungai tidak mampu menampung air hingga meluap ke mana-mana merendam dataran rendah sekitar sungai di Bumirejo,” tuturnya.
Sementara Panewu Lendah Sutrisno mengharapkan ada normalisasi sepanjang sungai dan pembangunan tanggul. Banjir tidak hanya merendam pekarangan dan rumah warga di lima pedukuhan tetapi meluas merendam persawahan dan halaman sekolah SDN Bonosoro.
Menurutnya, sudah ada perencanaan normalisasi dan membebaskan tanah sekitar di sepanjang sungai. Namun realisasi pelaksanaan dari perencanaan tersebut hingga saat ini belum ada kejelasan.
“Harapannya ada normalisasi dan membangun tanggul di sepanjang sungai. Sudah pernah ada sosialisasi dan sering diangkat dalam rapat-rapat tetapi belum teralisasi sampai sekarang,” tambah Sutrisno.***s