.
Sugeng Waskito di tengah model yang memeragakan karyanya pada Solo Fashion Week 2022. (PM-Istimewa)
SEMPAT tertunda selama empat bulan, Solo Fashion Week 2022 akhirnya terselenggara pada awal Juli 2022 ini. Event yang baru pertama kali diselenggarakan di 'Kota Bengawan' ini dibungkus tema 'Reflection: Identity of the Nation Can Be Seen from the Culture'. Diikuti puluhan perancang busana dari berbagai daerah, dihelat di Paragon Mall, Solo.
Inisiator kegiatan, Djongko Rahardjo dalam sambutannya mengatakan, Solo Fashion Week 2022 diselenggarakan untuk menunjukkan adanya potensi industri fashion yang mampu berkembang ke taraf internasional. "Sebelumnya kita sudah diinisiasi oleh wali kota, saat memamerkan produk unggulan Kota Solo hingga ke Prancis," katanya.
Dalam pergelaran kali ini, Djongko mengikutsertakan para koleganya dari berbagai daerah, termasuk empat desainer dari Yogyakarta. Salah satunya ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Yogyakarta, Sugeng Waskito, yang mempresentasikan delapan outfit bertema 'Rustic'. Garapan baru Sugeng Waskito (Gee Batik) ini berupa permainan warna pada motif batik lukis.
Paduan warna karat seperti oranye kecoklatan, ternyata menjadi karya yang indah saat diaplikasikan pada helai kain sutera. Terwujud sebagai busana ready to wear yang simpel dan elegan. Tatkala diperagakan model, kedelapan busana rancangan Sugeng Waskito memperoleh applaus tersendiri.
"Warna karat itu indah dan nyaman dilihat. Sangat cocok dengan jenis kulit apa pun. Ketika saya corat-coret di kain sutera dengan paduan warna lain, menjadikan tampilan Gee Batik makin beda," kata Sugeng Waskito saat ditemui di butiknya, Jalan Tunjung, Baciro, Yogyakarta.
Sesuai brand yang digeluti selama 25 tahun kariernya di jagad rancang busana, Sugeng Waskito selama ini konsisten dengan eksplorasi batik lukis. Diakui, belakangan ini kekhasan karyanya mulai banyak di-copy orang. Sugeng justru senang karena membuktikan jika karyanya diapresiasi, selain memunculkan tantangan baru bagi daya kreatifnya untuk senantiasa berinovasi.
Menghadapi event Yogya Fashion Week 2022 mendatang misalnya, Sugeng akan mencoba berkreasi lain, menggarap kain lurik yang dipadupadankan dengan shibori. Untuk itu dirinya berkolaborasi dengan perajin tenun. Kebetulan pula, saat ini Sugeng Waskito sedang menjalin kerja sama dengan seorang pejabat di Kalimantan Barat (Kalbar) yang tengah merintis pembukaan butik di daerahnya, dengan mengangkat wastra setempat.
Bagi Sugeng Waskito ini menjadi tantangan, meski sebenarnya selama ini sudah biasa ia lakukan dengan batik. Dalam setiap mengikuti event peragaan busana di berbagai daerah, Sugeng senantiasa menciptakan motif yang selaras dengan identitas daerah setempat. Misal ketika mengikuti Sumut Fashion Week belum lama lalu, ia membuat motif ukiran Batak. Kemudian saat tampil di Bali Fashion Week, menciptakan motif Penari Bali yang belum pernah dibikin. "Menurut saya, nomor satu kreativitas harus terus ditingkatkan. Finishing juga mesti lebih teliti," katanya.
Ada dua rencana jangka pendek dan menengah yang tengah dirancang Sugeng Waskito. Pertama, ingin segera mewujudkan produk second line yang lebih terjangkau. Sedang rencana kedua, menyiapkan pergelaran tunggal. Setelah 25 tahun berkarier, Sugeng Waskito hampir abai menggelar fashion show tunggal. "Sebenarnya sudah diprogram dan mestinya terselenggara tahun ini, tapi rencana berubah karena sesuatu hal," katanya. "Mudah-mudahan tahun depan bisa terselenggara," pungkasnya.***s