Platinum

Buku Larik Lurik Phillip Iswardono, Menggandeng Sonia Prabowo

Jenny Sekarputri Gershon
10 July 2022
.
 Buku Larik Lurik Phillip Iswardono, Menggandeng Sonia Prabowo

Buku perdana dari trilogi karya Phillip Iswardono (PM-IG Phillip)

 

SETINGGI  apa pun burung terbang, akhirnya pulang ke sarang. Pepatah ini tepat untuk Phillip Iswardono. Perancang busana lahir di Yogyakarta ini sejak 1995-an telah malang melintang di bisnis busana dan kerajinan tangan (craft). Ada episode wira-wiri Hong Kong, karena bekerja pada suatu brand fashion terkenal. Kemudian, banyak perjalanan ke Eropa dan negara lain.

Namun sejak  20 tahun lalu, memutuskan ‘pulang sarang’. Alias mukim dan berkarya di Yogyakarta. Dunia rancang busan menjadi pilihan sebagai kelanjutan dari aliran hidupnya. Semakin menemukan jatidiri, setelah 15 tahun yang lalu fokus menekuni ekplorasi wastra (kain tradisional) – khususnya kain lurik.

Jejak digital atas karya Pillip, menunjukkan dia memang bertangan dingin mengolah ragam kain lurik yang sejatinya kain bermotif dasar  garis atau larik. Kain lurik sebagai kain tradisional masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta dan sekitarnya (sebagian Jawa Tengah), memiliki sejarah dan filosofi yang ‘melekat’ pada kehidupan masyarakat Jawa. Motif garis, nampak sangat sederhana. Namun dalam kesederhanaan itu, menghadirkan banyak filosofi hidup Jawa. Yakni: sederhana dan kesederhaan.

“Karena lurik  sangat  sederhana, sehingga kalah dengan wastra batik yang datang setelah lurik. Artinya, lurik lebih tua dari batik,” kata Phillip. Perancang busana ini juga risau mengapa lurik – tak mendapat ‘tempat’  setara dengan wastra Nusantara lain seperti tenun ikat dari Nusa Tenggara, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali  dan lainnya.

Kegelisahan ini  memicu Phillip Iswardono menulis buku berjudul: Larik Lurik, Menuju Wastra Setara. Buku yang telah lama dirancang itu, akhirnya terbit.Telah di-launching bersamaan dengan fashion show tunggal sebagai momentum Phillip 15 tahun berkarya, di Chandari Heaven Resto, 25 Juni 2022 lalu.

Buku ini tampil unik dan artistik. “Saya memang ingin buku saya tampil out of the box. Didesain khusus, tidak seperti text book. Agar pembaca dapat menikmati keindahan tata letak tulisan dan foto,  sehingga dapat menyerap pengetahuan sekaligus mendapat keindahan,”  papar Phillip. Untuk itu, Phillip berkolaborasi dengan Anna Sonia Prabowo, seorang fineart photographer, designer, penulis novel.

Larik Lurik dirancang menjadi buku pertama dari tiga buku (trilogi). Untuk edisi Menuju Wastra Setara, Phillip banyak mengungkap sejarah dan filosofis lurik, ragam lurik. Juga membeber potensi lurik untuk diekplorasi menjadi busana siap pakai yang nyaman dikenakan (wearable) untuk acara apa pun juga. Pihllip sengaja mengekspose proses rancang busana dari ‘hulu ke hilir’: sejak pemilihan materi, sket, jahit dan finishing touch atau styling. Agar dapat dipelajari oleh khalayak yang berminat terjun ke dunia fashion. Terutama para generasi muda.

Phillip mengambil semangat Kaisar Agustinus dari Romawi yang selalu memotivasi rakyatnya untuk menulis. Scripta manent, verba volant. “Semua yang tertulis akan abadi, tetapi jika hanya dikatakan atau disuarakan akan hilang,”ujar Phillip.  Oleh karena itu, di tengah kesibukannya merancang busana dan berorganisasi – Phillip meluangkan waktu menulis buku, “Media saya untuk berbagi pengetahuan dan menuangkan pikiran saya,” tambahnya.

Buku ini layak dibaca bagi Anda yang memiliki kecintaan terhadap budaya dan wastra Nusantara khususnya  Jawa. Karena bicara soal kain, otomatis kita akan bicara budaya dan kebudayaan. Di sisi lain, membaca buku ini tidak melelahkan atau membosankan. Disampaikan dalam Bahasa Indonesia popular – direncana akan terbit bilingual Bahasa Inggris – hadir dalam desain buku yang artistic. Banyak foto-foto busana lurik pilihan karya Phillip yang dapat menginsprasi masyarakat untuk mencintai dan mengenakan lurik.

Hadir dalam ukuran  buku 19 x 24 cm, 80 halaman kertas AP 120 gram, buku ini handy dibawa kemana-mana. Dapat menjadi teman bacaan jika kita travelling, atau sedang mood membaca di rumah atau kafe.***s     

Griting

Baca Juga