.
Longsoran belum dibersihkan di salah satu rumah warga di Plampang II, Kalurahan Kalirejo. (PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Penanganan bencana tanah longsor di Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulonprogo belum tuntas. Puluhan titik tanah longsor melululantahkan rumah warga, menutup akes jalan utama dan merusak jaringan listrik.
Informasi dari Posko Bencana Tanah Longsor Kalirejo di Pedukuhan Plampang 2, Kalurahan Kalirejo Rabu (6/4) menyebutkan terdapat 9 KK (kepala keluarga) atau sekitar 30 jiwa korban tanah longsor masih mengungsi ke rumah saudara, tetangga terdekat dan ke rumah LKS (Lembaga Kesejahteraan Sosial).
Rumah tinggal warga tidak dapat ditempati lagi karena roboh dan rusak tertimbun tanah. Masing-masing warga di Pedukuhan Sangon II terdapat 3 KK, Sangon I sebanyak 2 KK dan Plampang II tercatat 3 KK.
Di antara warga yang mengungsi terdapat keluarga lansia dan balita baru lahir harus menungsi. Ada juga yang mengungsi ikut anaknya ke luar daerah.
“Kebutuhan logistik makanan masih ada. Tetapi tidak tahu sampai kapan tinggal di pengungsian karena rumahnya tidak dapat ditempati lagi,” ujar Kastono, Palapa (Panata Laksana Sarta Pangripta) Kalirejo di Posko Bencana Tanah Longsor Plampang 2.
Posko bencana menempati rumah Dukuh Plampang II Dwi Wuryaningsih. Petugas posko mengerahkan pamong dan para dukuh kalurahan yang belum dapat bekerja di kantor kalurahan karena akses jalan utama masih tertutup longsoran.
Dwi Wuryaningsih dan Kamituwo Kalirejo Nurul Khotimah mengungkapkan hingga hari keenam sejak terjadi tanah longsor, Kamis (31/4) malam, petugas dari PLN belum dapat melakukan perbaikan jaringan listrik karena akses jalan belum terbuka.
Menurutnya, tidak kurang dari 230 rumah di Pedukuhan Sengir, Plampang III dan sebagian di Pedukuhan Plampang II belum mendapatkan aliran listrik. Pada malam hari di wilayah tersebut gelap gulita.
“Warga hanya menggunakan penerangan seadanya. Untuk memperbaiki jaringan listrik harus menunggu jalan terbuka bisa dilewati kendaraan,” kata Dwi Wuryaningsih.
Posko Bencana Tanah Longsor Kalirejo belum dapat menghitung nilai kerugian material akibat tanah longsor di wilayah tersebut. Seorang warga Pedukuhan Papak ditemukan tewas tertimpa reruntuhan rumah dan satu warga Pedukuhan Plampang II berhasil menyelamatkan diri beberapa saat sebelum rumahnya runtuh terkena longsor.
Berdekatan Tambang Batu
Titik tanah anah longsor di Pedukuhan Plampang II termasuk cukup parah. Lereng bukit cukup tinggi dekat lokasi penambangan batu longsor menutup jalan kabupaten, merusak jaringan listrik, menerjang sejumlah rumah dan perusahan penggergajian kayu.
Ribut mengungkapkan pada saat terjadi longsor pada malam itu berada di rumah. Di tengah hujan deras mendengar suara gemuruh dari arah lereng tebing.
Begitu banjir lumpur sampai di dalam rumah, Ribut mengajak istri, menantu dan cucu mengungsi melewati jembatan ke rumah tetangga di seberang sungai.
Hingga kemarin longsoran yang masuk dalam rumah belum dibersihkan. “Sampai sekarang belum berani menempati rumah. Kalau malam hari mengungsi ke rumah tetangga Ngasiran,” kata Ribut.
Sedangkan Suraji tetangga Ribut yang memiliki penggergajian kayu mengatakan longsor terjadi saat ia berada di dalam rumah. Tengah turun hujan deras, sekitar pukul 24.00 mendengar suara gemuruh seperti batu dan tanah meluncur ke bawah menerjang rumah penggergajian.
Beruntung rumah Suraji yang terletak di sebelah barat tempat penggergajian terhindar dari titik luncur longsoran. Tumpukan bahan kayu dan perlengkapan penggergajian hanyut dan sebagian tertimbun longsoran.
“Dari rumah sudah memperkirakan penggergajian kayu diterjang longsoran tetapi tidak dapat berbuat apa-apa. Kayu gergajian hanyut dan sebagian tertimbun longsoran,” tutur Suraji di sela-sela menyelamatkan kayu yang tersisa.***g