Caleg Golkar Sleman Eka Widiyani, Tinggalkan Dunia Perbankan demi Nasib Kesehatan Perempuan
Muh Sugiono
12 August 2023
.
Eka Widiyani, A.Md.Keb didampingi asistennya Erika Rowinda, A.Md, Kep. menghadiri Gelar Budaya dan Bazar UMKM di Kapanewon Tempel. (PM-Muh Sugiono)
SLEMAN (PM) - Kehadirannya yang tiba-tiba di panggung politik, tak urung membuat Eka Widiyani, A.Md. Keb. ini jadi perhatian sejumlah kalangan dan teman-teman lama yang mengenalnya sebagai seorang supervisor frontliner yang gigih di pusat layanan kesehatan masyarakat.
“Ada banyak cara untuk memperjuangkan sesuatu,” ujar Eka Widiyani mantap menjawab pertanyaan Patmamedia ketika menghadiri Gelar Budaya dan Bazar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Lapangan Kapanewon Tempel, Sleman, Sabtu (12/8/ 2023),
Turun dari mobil Outlander putih yang dikendarainya, wanita itu tampak berjalan menyusuri sejumlah stand UMKM yang berderet di tepi lapangan untuk menyapa para penjaganya.
Didampingi asisten kepercayaannya, Erika Rowinda, A.Md, Kep. mereka sesekali berhenti untuk membeli sesuatu yang menarik perhatiannya.
“Gelar Budaya dan Bazar UMKM adalah formulasi acara yang brilian dalam rangka membangkitkan ekonomi sekaligus memberikan hiburan murah dan sehat kepada masyarakat,” ucap Eka Widiyani yang kini tercatat dalam daftar caleg Partai Golkar dari dapil 1 meliputi KapanewonSleman, Tempel, Turi, untuk DPRD Kabupaten Sleman 2024-2029
Wanita yang akrab disapa Mbak Widya itu mengatakan, berkarya bukanlah sekadar bekerja, melainkan berbuat untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya orang. Dan menjadi anggota parlemen melalui Partai Golkar, menurutnya adalah salah satu jalur strategis untuk dapat mewujudkan cita-cita itu.
Menurut alumni Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Jenderal Achmad Yani Yogyakarta tersebut, sistem kehidupan masyarakat hampir selalu ditentukan oleh keputusan politik. Singkat kata, politik adalah panglima, termasuk menentukan nasib kesehatan perempuan. Itu sebabnya pemegang ijin praktek bidan yang belakangan punya karir gemilang di perbankan itu memutuskan terjun ke dunia politik.
Di kancah politik Widya boleh dibilang masih hijau. Tapi di kalangan para pejuang kesehatan ibu hamil dan lansia, sosok wanita kelahiran Magelang, 26 Oktober 1990 ini sangatlah lekat. Maklum tenaga dan ide-idenya yang genuine tentang upaya peningkatan pelayanan kesehatan sudah lama bertaburan di kalangan emak-emak. Namun demikian ia sadar bahwa betapapun brilian sebuah ide terkadang tak punya arti sebelum menjadi sebuah regulasi.
“Itu sebabnya salah satu impian saya adalah bisa ikut membidani kelahiran sebuah regulasi yang secara maksimal berpihak kepada masyarakat sekaligus punya akses untuk mengontrol implementasinya di lapangan,” ucap ibu dua anak bernama Keefebazli Adnan Hendra dan Rapael Malik Hendra itu.
Awal keterlibatannya dengan politik, berangkat dari kesehariannya ketika masih berkarir sebagai bidan dan menyaksikan praktik pelayanan kesehatan di pemerintah daerah yang kurang maksimal, terutama terhadap lansia. Ia menyebut Posyandu lansia serta perempuan selama ini belum maksimal.
Oleh karena itu dalam misinya bila terpilih sebagai anggota DPRD, wanita penyuka olah raga bersepeda itu bertekad segenap kemampuan akan memberikan bantuan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pendapingan hukum, menggerakkan emansipasi wanita dalam berorganisasi serta wirausaha dan mengoptimalkan daerah pengembangan UMKM.
Terkait Partai Golkar sebagai pilihan kendaraan politiknya, Widya menyebut partai berlambang pohon Beringin itu merupakan salah satu parpol yang selalu siaga memenuhi regulasi di setiap pemilu. Termasuk dalam mencukupi kuota 30 persen keterwakilan perempuan di legistatif.
Kederisasi perempuan, menurut caleg yang fasih berbahasa Inggris itu, benar-benar dijalankan sehigga menghadpi pemilu selalu siap memperoleh calon legislatifnya. Dan, Eka Widiyani merupakan salah satu kader Golkar yang siap berkompetisi di Pemilu Legislatif mendatang.*