.
Mujiman sedang menyingkirkan puing-puing rumah yang biasa digunakan Mbah Temu sebagai dapur. (Foto: PM-Roberto Gusta)
Kulonnprogo (PM) – Pada siang itu terlihat Tumiyem (70) sedang makan sambil jongkok di halaman samping rumah saudaranya di Sumber Rejo, Kalurahan Jatirejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulonprogo, DIY. Begitu mengetahui ada orang lain mendekati, berusaha menutup-nutupi piring berisi nasi putih menggunakan kedua tangan dan badannya.
Mbah Temu, panggilan akrab Tuminem, tiga hari terakhir dalam beraktivitas keseharian di tempat seadanya. Bagian atap dapur ukuran 4 X 6 meter, yang biasa ditempati untuk memasak air, makan, duduk santai sendirian, roboh rata dengan tanah sekitar 13.30 WIB, Kamis (10/3/2022).
Perabotan alat memasak seadanya dan tempat duduk santai ikut terkubur reruntuhan atap rumah. Mbah Temu sulit diajak komunikasi untuk menceritakan bisa terhindar dari reruntuhan atap rumah. “Omahe ambruk (rumahnya roboh, red),” jawab Mbah Temu singkat yang ditemui di halaman samping rumah saudaranya, Sabtu (12/32022).
Adik Mbah Temu, Mujiman menyatakan bersyukur kakaknya terhindar dari reruntuhan rumah. Di tengah istirahat siang, dari dalam rumah terdengar suara keras dari samping rumah.
Ia bergegas keluar ke samping rumah, melihat atap dapur sudah rata dengan tanah. Kemudian melihat Mbah Temu berdiri memegang piring, berjarak sekitar 1,5 meter dari reruntuhan atap rumah.
“Dapur itu sudah lama tidak ditempati. Hanya Mbah Temu yang biasa menggunakan untuk memasak, merebus air dan makan. Tidurnya di rumah saudara keponakan Andi Kurnianta,” ujar Mujiman.
Rumah tinggal Andi Kurnianta terletak di depan dapur yang dijadikan tempat beraktivitas keseharian Mbah Temu. Jaraknya hanya beberapa meter. Mbah Temu sendiri tidak berkeluarga sehingga hari tuanya tinggal bersama saudara-saudaranya.
“Saya sedang di dapur mendengar suara keras dari luar. Di dalam dapur melihat debu mengepul, saya bergegas lari keluar, melihat atap rumah roboh dan Mbah Temu berdiri di luar,” tutur Andi Kurnianta.
Mujiman mengungkapkan, Mbah Temu waktu kecil sempat bercita-cita menjadi seorang guru. Begitu menyelesaikan pendidikan di SMP, kemudian melanjutkan ke sekolah SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Bintaran, Yogyakarta.
Sekolah di SPG hanya sampai di kelas III karena sakit yang tidak diketahui penyakitnya. Orangtuanya sempat memeriksakan ke dokter tetapi tidak kunjung sembuh. Sejak itu sampai sekarang di rumah, tinggal bersama saudara-saudaranya.
Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, Sutarto membenarkan adanya kejadian rumah roboh di Pedukuhan Sumber Rejo, Kalurahan Jatirejo, Kapanewon Lendah. Bagian atap rumah dalam kondisi sudah rapuh, Kamis (10/3) roboh setelah malam hari hujan deras di wilayah tersebut.
Menurutnya, BPBD telah melakukan assessment dan memberikan bantuan logistik untuk keperluan gotong royong memperbaikan. Dalam kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa. “Masih dalam pendataan untuk mengetahui besarnya kerugian materi,” kata Sutarto.***k