Dewita Cibuk Kidul Berbenah Kembalikan Gairah Kunjungan Wisata yang Lesu
Muh Sugiono
17 July 2024
.
Kegembiraan pengunjung di salah satu sudut menarik Desa Wisata Cibuk Kidul (PM-Nadi M)
Patmamedia.com (SLEMAN) –Menurunnya jumlahpengunjung ke Desa Wisata (Dewita) Cibuk Kidul, Margoluwih, Seyegan, Sleman, DI Yogyakarta yang terjadi beberapa bulan belakangan telah membuat para pengelolanya berpikir keras. Berbagai upaya dilakukan guna mengembalikan kegairahan masyarakat untuk mengunjungi destinasi wisata tersebut.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggencarkan publikasi di media massa maupun media sosial (medsos). “Promosi dan publikasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam industri kepariwisataan,” ungkap Ketua Pengelola Desa Wisata Cibuk Kidul, Ahmad Kasinun di lokasi wisata, Minnggu (14/7/2024).
Selain itu, demikian Kasinun, pihak pengelola juga sedang mempersiapkan sebuah wahana permainan baru dan beberapa atraksi kesenian yang diharapkan mampu menarik minat para wisatawan. Disebutkan, desa wisata yang berdiri tahun 2021 ini selama dua tahun lebih pernah mengalami keemasan yang ditandai dengan membludaknya pengunjung di setiap akhir pekan.
Namun masa keemasan itu berangsur surut hingga akhirnya kini benar-benar lesu. Setiap hari sepi pengunjung, bahkan para pedagang yang semula menjamur di setiap sudut lokasi juga banyak yang sudah menghilang.
Segenap pengelola dibantu perangkat desa setempat kemudian melakukan berbagai evaluasi atas kondisi tersebut. Akhirnya mengemuka beberapa penyebab terjadinya kondisi tersebut, antara lain masyarakat banyak yang belum tahu karena kurangnya publikasi, pengunjung jenuh karena wahana dan fasilitas wisata yang itu-itu saja.
“Selain itu kami juga akan meningkatkan kemampuan sumber daya manusinya dan sekaligus meningkatkan kesadaran wisata bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata agar para pengunjung merasa lebih nyaman berlama-lama menikmati keindahan lokasi wisata,” imbuh Kasinun.
Desa Wisata Cibuk Kidul sebenarnya diuntungkan dengan keadaan alam yang secara topografi memiliki keindahan eksotisme sebagai modal besar sebuah desa wisata. Alam pedesaan yang hijau dengan aliran Sungai Konteng yang jernih sekaligus menjadi batas wilayah antara Kecamatan Seyegan dan Godean.
Melihat potensi besar tersebut, pengelola beserta seluruh warga kemudian melengkapi dengan berbagai wahana seperti kolam pemancingan ikan, terapi ikan, naik lembu, kereta api listrik, dan sejumlah atraksi budaya dan permainan tradisional guna memikat pengunjung.
Untuk menambah kenyamanan pengunjung, di setiap titik juga dibangun tempat-tempat istirahat gazebo maupun kursi taman di bawah pohon-pohon rindang. Berada di lokasi desa wisata seluas 8000 m2 itu, pengunjung bisa bersantai menikmati keindahan alam dan berbagai atraksi dari pukul 8.00-16.00 WIB setiap hari.
Kepala Dusun Cibuk kidul, Yongki Sianu, mengungkap kehadiran desa wisata tersebut telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar, memberi hiburan dan pengetahuan baru bagi para pengunjung.
Namun demikian ia menyadari bahwa mengelola sebuah desa wisata sebenarnya merupakan kerja kolektif yang harus melibatkan semua unsur masyarakat. Persoalan pengelolaan tempat wisata yang bermacam-macam dari fasilitas wahana, pelestarian alam, hingga SDM, menurutnya juga harus ditangani secara holistik oleh pengelola, masyarakat dan pemerintah desa.
Karena itu, sebagai kepada dusun Yongki bertekad bersama-sama pengelola dan seluruh warga untuk menggairahkan kembali Desa Wisata Cibuk Kidul sebagai destinasi pilihan. Kembali menjadi jujuganbagi wisatawan dan keluarga untuk bersantai menikmati keindahan alam sekaligus menambah pengetahuan tentang pertanian, peternakandan tradisi budaya.
Dari sisi peningkatan ekonomi, lanjut Yongki , kehadiran desa wisata tersebut telah memberikan kesempatan warga sekitar membuka usaha kuliner, jajanan dan produk-produk khas desa tersebut.
"Sekarang di sekitar area wisata sudah ada sekitar 15 warung permanen, dan beberapa usaha kerajinan warga setempat. Jadi kehadiran desa wisata selain bisa meningkatkan ekonomi warga juga mendukung pendapatan kas dusun dan desa," pungkas Yongky Sianu.*