Platinum

Ditawarkan ke Investor, 4 Potensi Usaha Berbasis Kawasan di Kulonprogo

Roberto Gusta
04 February 2022
.
Ditawarkan ke Investor, 4 Potensi Usaha Berbasis Kawasan di Kulonprogo

Kantor MPP Kulonprogo yang dikelola Dinas PMPTSP Kulonprogo (PM-Roberto Gusta)

Kulonprogo (PM) - Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo terus melakukan inventarisasi potensi peluang usaha yang hendak ditawarkan ke investor yang berminat berinvestasi di Kulonprogo.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kulonprogo, Heriyanto mengungkapkan inventarisasi dan pendataan menggunakan dasar ketentuan peruntukan tata ruang daerah dan proyek strategis pembangunan nasional.

“Inventarisasi fokus pada potensi yang menjadi kewenangan daerah. Keberadaan proyek strategis pembangunan nasional menjadi fasilitas pendukung untuk pengembangan potensi tersebut,” ujar Heriyanto kepada Patmaedia.com di Mall Pelayanan Publik (MPP) Kulonprogo, Jalan KH Ahmad Dahlan, Km 1, Wates, Jumat (3/2).

Inventarisasi diikuti pendataan potensi menjadi dasar Bappeda menyiapkan perencanaan. Ini menjadi salah satu bentuk daerah membantu investor untuk mengetahui peluang usaha berinvestasi di Kulonprogo.

Dinas PMPTSP Kulonprogo, katanya sudah melihat setidaknya terdapat empat potensi peluang usaha berbasis kawasan. Saat ini sedang dalam proses inventarisasi dan pendataan untuk dipetakan yang mentargetkan selesai di 2022.

Hasil pemetaan tersebut segera diajukan ke Bappeda untuk menyusun perencanaan dan menawarkan ke investor. Keempat potensi tersebut meliputi kawasan pelabuhan pendaratan ikan Tanjung Adikarta, kawasan Bandara YIA, Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) dan di kawasan jalur bedah Menoreh.

Di wilayah Kapanewon Temon berdekatan dengan Bandara YIA sudah banyak berdiri hotel. Di kawasan tepi jalan nasional itu belum tersedia ruang publik menjadi tempat transit perjalanan antar provinsi, dari dan ke bandara serta transit wisatawan yang hendak berwisata di Kulonprogo.

Di sepanjang JJLS Kulonrogo juga belum tersedia ruang publik untuk mendukung keberadaan rencana pembangunan industri pengolahan ikan dan objek wisata hutan mangrove.

Kemudian fasilitas pendukung perjalanan wisata penelusuran jalur bedah Menoreh. “Semestinya tersedia fasilitas ruang publik di tepi jalan nasional untuk transit lintas provinsi, dari atau ke bandara dan tempat transit wisatawan ke Kulonprogo,” jelasnya.***g

Griting

Baca Juga