.
Penyemprotan tanaman padi untuk pengendalian OPT di Janten, Kapanewon Temon, Kulonprogo. (PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Direktur Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengapresiasi terlaksananya Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dengan menggunakan agensia hayati.
Petani di tengah menghadapi dampak pandemi belum selesai, masih harus mengantisipasi menghadapi Dampak Perubahan Iklim (DPI) dan bencana kekeringan akibat musim kemarau ekstrim . Para petani Kulonprogo dinilai lebih siap dalam rangka untuk mencapai ketahanan pangan.
“Daerah lain dapat meniru program kegiatan peningkatan ketahanan pangan yang telah dilaksanakan di Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo,” kata Suwandi yang menyaksikan secara virtual via zoom metting di Janten, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulonprogo, Jumat (28/1).
Menurutnya, para petani harus berinovasi untuk menghadapi segala tantangan dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan. Ikutan dampak pandemi, di tingkat distribusi ada kenaikan pupuk dan pestisida kimia.
“Petani harus efisien, pemupukan menggunakan pupuk organik, pengendalian OPT menggunakan agen hayati. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida keputusan terakhir,” jelasnya.
Gerdal OPT dilakukan para petani bersama anggota TNI dan Tim RPT (Reaksi Pengendali Tanaman) Kulonprogo di areal tanaman padi Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Suka Makmur Janten. Kemudian membersihkan rumput dan sampah di sepanjang saluran irigasi.
Turut hadir menyaksikan pelaksanaan Gerdal OPT dan penanganan DPI Wakil Bupati Kulonprogo Fajar Gegana, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKP) DIY Sugeng Purwanto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo, Muh Aris Nugroho dan Komandan Kodim 0731/ Kulonprogo Letkol Inf Nurwaliyanto. ***s