.
Tim Forum PRB memberikan pertolongan korban bencana tsunami pada simulasi penanganan bencana di Balai Kalurahan Depok.(PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Kalurahan Depok, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulonprogo berhasil ditetapkan menjadi Kalurahan Tanggung Bencana (Kaltana) ke-268 di DIY. Wilayah Kalurahan Depok merupakan dataran rendah berdekatan laut selatan Kulonprogo, rawan bencana gempa bumi berpotensi tsunami.
Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat di wilayah tersebut, Kamis (10/3) Forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB) kalurahan menggelar gladi lapang simulasi penanganan bencana di Balai Kalurahan Depok. Gladi lapang diikuti puluhan warga, tim medis Puskesmas Panjatan, anggota TNI dari Koramil Panjatan dan anggota Polri dari Polsek Panjatan.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) DIY, Birowo Yuswantana, Kalak BPBD Kulonprogo Joko Satyo Agus Nahrowi dan anggota Komisi A DPRD DIY Hifni Muhammad Nasikh ikut hadir, mengikuti acara gladi lapang sampai selesai.
“Kalurahan Depok berhasil ditetapkan sebagai Kaltana ke-268 di DIY. Forum PRB yang telah dikukuhkan kiranya dapat memberikan pemahaman agar masyarakat mengetahui yang harus dilakukan untuk meminimalisir kerugian materi dan korban jiwa,” Birowo Yuswantana.
Menurutnya, sesuai RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) terdapat 301 rawan bencana tersebar di kabupaten/kota DIY. Mulai dari bencana gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, angin kencang dan bencan alam lainnya.
BPBD DIY bersama BPBD Kabupaten, katanya rata-rata setiap tahun mampu membentuk 25 kalurahan. “Pernah dalam satu tahun berhasil membentuk 35 Kaltana. Di tahun 2022 sampai Februari, BPBD DIY sudah membentuk 7 Kaltana,” jelasnya.
Kalak BPBD Kulonprogo, Joko Satyo Agus Nahrowi menjelaskan terdapat sekitar 85 kalurahan di Kulonprogo merupakan wilayah rawan bencana. Terdapat sekitar 67 kalurahan telah terbentuk Kaltana yang difasilitasi BPBD kabupaten dan BPBD DIY.
Lurah Depok, Agus Wahzudi menyampaikan terima kasih kepada BPBD DIY dan BPBD Kulonprogo yang memfasilitasi terbentukan Forum PRB Kalurahan Depok. Harapannya di wilayah Depok tidak terjadi bencana. Adanya forum tersebut penanganan lebih baik jika terjadi bencana.
Menurutnya, ada dua bencana harus diwaspadai di Kalurahan Depok. Yaitu gempa berpotensi tsunami dan bencana luapan banjir yang menjadi langganan tahuan setiap musim penghujan. Luapan banjir merendam persawahan dan sebagian rumah penduduk di Pedukuhan IV dan V.
Banjir meluap wilayah Kalurahan Depok, katanya disebabkan terhambat sendimen yang memenuhi saluran. “Kalurahan sudah mengusulkan agar ada normalisasi saluran agar aliran air lancar. Sampai saat ini belum dikabulkan sehingga tiap tahun banjir,” kata Agus Wahzudi.***