.
Dari pengelola sekolah model, Brahm Italia yang juga seorang fisiotherapis, kini mengembangkan potensi diri sebagai fashion designer. Dalam kurun kurang dari setahun, karya-karyanya sudah 'mengalir'. Ditampilkan dalam berbagai pergelaran, maupun dilaunching secara virtual lewat media online.
Salah satu gebrakan yang dilakukan Brahm Italia adalah ketika dirangkul Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI) Yogyakarta sebagai mitra, untuk mempresentasikan karyanya pada Hari Batik Nasional 2021 di Royal Ambarrukmo Yogyakarta, 8 Oktober lalu.
Selain Brahm, ada Sugeng Waskito, Juve, Vitalia Pamoengkas, Ani Seto dan Ryani Utami yang terlibat dalam pergelaran busana tersebut. Sejak awal Brahm Italia merasa mendapat kehormatan diikutikan dalam pergelaran ini. Untuk itu ia secara serius menyiapkan enam rancangan dengan konsep casual wear.
Pria yang keseharian bekerja sebagai fisioterapis di Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta ini menggali ide dari bumi kelahirannya, Majalengka, Jawa Barat. "Batikku banyak terinspirasi dari alam dan budaya daerah kelahiranku di Majalengka," katanya menegaskan.
Melalui karya-karya rancangnya, Brahm Italia mencoba mengulik kenangan masa kecil. Tatkala hidup di desa, terbiasa bermain di sungai Ci Jurai tak jauh dari tempat tinggalnya. Mengumpulkan bebatuan, memecah-mecahkannya menjadi beragam bentuk segitiga. Bentuk-bentuk bebatuan itulah yang kemudian dituangkan ke dalam motif batik anggitannya.
Sedangkan untuk pewarnaan, Brahm yang baru saja dinobatkan sebagai mahasiswa lulusan terbaik Universitas Aisyiyah Yogyakarta ini mengaku terinspirasi dari warna coklat tanah Gunung Margatapa.
Untuk karya-karya yang ditampilkan pada event 'Becengkerama dengan Batik' tersebut, Brahm melabeli enam koleksinya dengan tajuk 'Majalengka Ti Payun'. Berupa busana-busana evening dress yang casualties, feminin dan elegan. Mendapatkan respons positif. Pemirsa yang memenuhi lobi Royal Ambarrukmo pun tampak menikmati pergelaran.
Sangat boleh jadi lantaran sudah lama tak menyaksikan fashion show secara langsung (luring), selain karena tema batik memang senantiasa menggoda keingintahuan.
Brahm Italia merasa pergelaran itu memberi banyak pengalaman dan pembelajaran, mengingat dirinya yang selama ini lebih dikenal sebagai pengelola sekolah modeling, selain fisioterapis, baru menekuni jagad rancang busana sejak Februari 2021.
Dalam perjalanan kariernya, Brahm mengaku pernah 'dikerjain' perajin batik. Namun semua disikapinya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Faktanya, ia tetap merasa karier barunya ini mengasyikkan dan menantang.