.
Kulonprogo (PM) – Warga menggelar acara Grebeg Sampah dari berbagai jenis sampah rumah tangga yang dikelola menjadi barang bermanfaat dan bernilai ekonomi di Panggung Budaya, Kalurahan Brosot, Kapanewon Galur, Minggu (25/9).
Acara pergelaran menampilkan gunungan dari sampah, pawai sampah dan dimeriahkan dengan pementasan gruk kesenian Reog Brayat Klampok. Warga peserta pawai mengenakan kostum menggunakan bahan baku dari limbah sampah.
Grebeg Sampah menjadi bagian rangkaian mengajak masyarakat menciptakan kebersihan lingkungan. Kegiatan sebelumnya, warga menggelar kegiatan gropyok sampah atau mengumpulkan sampah rumah tangga di lingkunannya masing-masing.
“Pergelaran acara ini sebagai ajakan kepada warga untuk melakukan pengelolaan sampah rumah tangga. Sampah ini akan menjadi permasalahan lingkungan dan kesehatan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo, Sumarsana.
Menurutnya, warga harus dibiasakan mengelola sampah rumah tangga. Yaitu dengan melakukan pemilahan jika tidak bisa dipergunakan dikembalikan kembali ke produsen memalui bank sampah.
Volume sampah rumah tangga dalam satu tahun di Kulonprogo mencapai sekitar 65 ribu ton. Yang telah dilakukan pengelolaan dengan pemilahan di rumah tangga dan di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) baru sektiar 17 persen.
Untuk menyelesaikan permasalahan sampah rumah tangga, harapnya di setiap kalurahan ada pengelolaan sampah dengan mendirikan bank sampah.
“Harapannya sampah organik rumah tangga dapat terselesaikan di rumah. Sedangkan untuk sampah anorganik dikembalikan ke produsen untuk didaur ulang menjadi bermanfaat,” harapnya.
Direktur Bank Sampah Kalurahan Brotot ‘Merti Bumi Lestari’ Sri Wahyu Respatini menyatakan telah ada kesadaran warga di wilayahnya mengelola sampah rumah tangga. Warga telah melakukan pemilahan sampah.
Sampah yang tidak dapat difungsikan lagi, katanya dijual ke bank sampah. Pengurus bank melakukan pemilahan kembali dan sebagian mendaur ulang menjadi barang lain.
Di antara sampah yang telah diproduksi lagi, katanya mengolah jlantah atau minyak goreng bekas menjadi sabun dan lilin. Produk lainnya botol bekas dimanfaatkan menjadi pot bunga.
“Sebagian sampah masih bisa diolah menjadi barang lain. Permasalahan yang dihadapi bank sampah untuk pemasaran,” tuturnya.***