Platinum

Harapan Petani Pupus, Kemarau Basah Rusak Bawang Merah

Roberto Gusta
16 June 2022
.
Harapan Petani Pupus, Kemarau Basah Rusak Bawang Merah

Petani membersihkan rumput di lahan tanaman bawang merah yang rusak sempat terendam banjir. (PM-Roberto Gusta)

Kulonprogo (PM) – Musim kemarau basah memupus harapan mendapatkan keuntungan besar bagi petani yang menanam bawang merah di lahan persawahan Kalurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah, Kulonprogo.

Turun hujan di tengah musim kemarau beberapa waktu terakhir berdampak kerusakan pada tanaman bawang merah. Pertumbuhan lamban dan banyak terserang hama penyakit.

Bahkan, sebagian tanaman yang baru berumur sekitar 20 hari sempat terendam banjir. Rumput liar atau gulma lebih subur di sekitar tanaman bawang merah. Petani terus berupaya melakukan penyelamatan tanaman.

“Jika tidak bisa memberikan keuntungan, paling tidak modal kembali. Harapannya harga bawang merah pada saat panenan nanti, masih bagus seperti sekarang,” tutur Saryadi, seorang petani bawang merah warga Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo.

Saryadi (48) bersama sejumlah petani bawang merah warga Srikayangan menyewa lahan persawahan satu musim tanam palawija di Kalurahan Bumirejo. Persawahan yang biasa ditanami bawang merah sedang ditanami padi.

Menurutnya, menanam bawang merah seluas 2.000 meter persegi sudah menghabiskan modal sekitar Rp 16 juta. Untuk menyewa lahan satu musim tanam Rp 2.000 per meter persegi, pengolahan lahan Rp 4 juta, membeli benih Rp 7 juta, obat-obatan Rp 1,5 juta dan tenaga kerja sekitar Rp 2 juta.

Mulai dari pengolahan lahan sampai pemeliharaan tanaman berumur 20 hari masa pertumbuhan tanaman bawang merah lamban. Tanaman sudah diberlakukan dengan pemberian pupuk, mengendalian hama penyakit dan membersihkan gulma sekitar tanaman.

“Siang hari baru selesai diobati, sore hingga malam hari turun hujan deras. Tanaman bawang merah sering diguyur hujan dan sempat terendam banjir. Sebagian tanaman dapat diselamatkan tetapi pertumbuhan lamban,” jelasnya.

Samiran (56) yang menanam bawang merah berdekatan dengan lahan Saryadi kondisinya hampir sama. Luas tanaman bawang merah 4.000 meter. Modal yang dikeluarkan untuk membeli benih menghabiskan sekitar Rp 11 juta.

Menurutnya, banyak tanaman mati karena sering turun hujan dan sempat terendam banjir. Tanaman tetap dilakukan pemeliharaan dan perawatan tetapi masa pertumbuhan tanaman lamban.

“Harapannya masih ada tanaman bawang yang bisa dipanen. Kemudian pada saat panen harga di pasaran masih tinggi. Modal bisa kembali sudah senang,” kata Samiran.***g

Griting

Baca Juga