HPI DIY Gelar Musda ke-VIII, Jawab Tantangan Kepariwisataan di Era Digital
Muh Sugiono
24 February 2023
.
Kadis Pariwisata DIY Singgih Raharjo membuka acara Musda HPI DIY ke-VIII di Tara Hotel. (PM-Muh Sugiono)
Yogyakarta (PM) – Guna menjawab bermacam tantangan kepariwisataan di era digital, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke-VIII, Jumat (24/2/2023) di Tara Hotel Jl.Magelang, Sleman.
Musda dihadiri Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, SH, M.Ed yang sekaligus membuka acara ditandai pemukulan gong. Mengusung tema "Adaptasi HPI di Era Digital seiring Perkembangan & Pelestarian Budaya", hampir 400 pramuwisaata anggota Perkumpulan HPI Yogyakarta bertekad menjalankan musda untuk memilih calon ketua DPD HPI DIY periode 2023-2028 yang amanah, berkomitmen, dan bertanggung jawab.
Singgih Raharjo mengungkapkan rasa optimisnya terhadap dunia pariwisata DIY di tahun 2023. Optimesme itu berpijak dari progres kunjungan wisatawan positif di DIY dan juga pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan jumlah wisatawan sebelum, saat dan setelah pandemi juga telah menunjukkan grafik baik, bahkan saat ini telah melampaui angka sebelum pandemi.
“Ini sinyal positif yang harus dapat ditangkap secara optimal oleh seluruh pelaku wisata, termasuk insan pramuwisata,” ungkap Singgih.
Sementara itu Ketua Umum DPP HPI Imam Widodo kepada wartawan antara lain mengatakan beberapa hal yang menjadi konsen industri pariwisata saat ini antara lain, sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan destinasi terutama wisata khusus berbasis pengalaman.
“Berbasis pengalaman artinya para wisatawan yang berkunjung tidak hanya melihat dan menikmati, melainkan juga merasakan, mengalami serta ikut melakukan kegiatan yang ada dan menjadi daya tarik yang khas di tempat wisata khusus tersebut,” jelas Imam Widodo.
Sedangkan Ketua Panitia Musda ke-VIII DPD PHPI DIY Ismunandar, dalam sambutannya menyampaikan, pramuwisata merupakan merupakan garda depan atau ujung tombak yang bersentuhan langsung dengan wisatawan. Karena itu baik buruknya suatu destinasi wisata tergantung dari bagaimana pramuwisatanya tampil kepada wisatawan.***