.
Pementasan tari kolosal Karya Muda Mahardika pada peringatan Hari Jadi Kalurahan Sentolo ke-75 di lapangan Sentolo (PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) –Sepertiga lebar lapangan tergenang air setelah hujan deras selama kurang lebih satu jam mengguyur wilayah Sentolo, Minggu (13/3) sore. Genangan air hujan tersebut tidak mengendorkan semangat warga mengikuti upacara memperingati Hari Jadi Kalurahan Sentolo ke – 75.
Warga mulai dari anak-anak sampai orang dewasa di Kalurahan Sentolo, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulonprogo dengan mengenakan pakaian Jawa berbaris rapi membentuk huruf ‘U’. Peserta seniman di panggung sisi kiri lapangan menabuh gamelan menandai upacara segera dimulai.
Sedangkan para tamu undangan menempati sederetan kursi panggung kehormatan di sisi kanan lapangan. Pemimpin upacara Lurah Sentolo Teguh menempati panggung inspektur di tengah lapangan yang dikelilingi genangan air hujan.
“Hujan sore ini merupakan anugerah yang akan menambah kemakmuran bagi warga Sentolo. Upacara tetap berjalan dengan hikmat meskipun air hujan menggenangi sebagian lapangan,” ujar Teguh.
Pelaksanaan upacara berbeda dengan peringatan hari jadi kalurahan 2021 dilaksanakan sederhana di halaman sekolah SD. Untuk pelaksanaan upacara hari jadi ke -75 tahun 2022 di lapangan Sentolo dimeriahkan pementasan tari kolosal Karya Muda Mahardika dari Sanggar Bhineka Budaya Sentolo.
Gerakan lincah belasan penari putra dan putri di lapangan becek dan genangan air, menjadi tontonan menarik peserta upacara dan warga.
Hari Jadi Kalurahan Sentolo ke – 75, katanya mengambil tema Kalurahan Sentolo Bersinar (bersih dari narkoba), beriman dan berbudaya. Pemerintahan kalurahan mengajak warga selalu waspada terhadap peredaran narkotika dan obat terlarang.
“Sangat membahayakan generasi muda sebagai penerus bangsa. Warga perlu menguatkan iman dan akhlak agar terhindar dari narkotika dan obat-obat terlarang. Melalui budaya, warga diharapkan memahami sejarah Kalurahan Sentolo,” jelasnya.
Kalurahan Sentolo merupakan blengketan atau gabungan antara Kalurahan Kalibondol dan Kalurahan Sentolo, sebagai tindaklanjut dikeluarkan empat maklumat penguasa Kasultanan Yogyakarta dan kadipaten Pakualaman tahun 1946 tentang otonomi desa.
Menetapkan hari jadi Kalurahan Sentolo tanggal 13 Maret, mendasar dari hasil kajian sejarah dalam buku Gapura Kulonprogo Sejarah Kalurahan Sentolo yang ditulis Dr Ahmad Athoillah MA.
Dalam buku tersebut menyebutkan pada tanggal 13 Maret 1947 terdapat pernyataan tertulis dari Lurah Sentolo Hardjosumarto terkait menyelasaikan perkara tanah milik Tjokroerdojo dari Dlaban yang saat ini menjadi salah satu pedukuhan di Kalurahan Sentolo.
Hardjosumarto menyatakan secara resmi dirinya adalah kepala pemerintahan Sentolo yang sah. Pernyataan tersebut menjadi bukti satu-satunya paling awal menegaskan bahwa Kalurahan Sentolo yang baru memiliki lurah bernama Hardjosumarto per tanggal 13 Maret 1947.***