.
Pameran Icon Art Jogja, 25 April-8 Mei 2022 di GF Hartono Mall Yogyakarta (PM-Esti Susilarti)
SEKITAR 24 pemilik usaha kelas premium menggelar pameran dalam tajuk ‘Icon Art Jogja’ mulai 25 April hingga 8 Mei 2022 di Ground Floor Hartono Mall Yogyakarta. Tema Icon Art Jogja dipilih untuk ‘mengingatkan’ masyarakat bahwa wilayah ini memang memiliki potensi luar biasa akan hal-hal yang khas, unik dan ‘iconic’.
“Tidak terbatas pada batik yang terus menghadirkan kreasi baru, tetapi juga kerajinan lain. Bahkan seni kuliner icon Jogja, seperti bakpia, hadir melengkapi pengetahuan masyarakat tentang Icon Art Jogja,” kata Aief Setyawantono dari CV Golden Brain Organizer yang mengelola pameran sekaligus menyambut libur Lebaran 2022 ini.
Kepada patmamedia.com, Arief mengaku konsep pameran ini baru pertama dilaksanakan. Direncanakan, pada libur Desember mendatang akan digelar dalam skala lebih besar, agar menampung lebih banyak karya-karya iconic. Untuk saat ini, Arief terpaksa sangat membatasi peserta. Dia melakukan kurasi langsung ke workshop calon peserta, guna meyakinkan calon peserta pameran benar-benar memiliki karya asli dan mampu menjadi icon seni Yogyakarta.
“Kerja lelah dan lama. Namun saya puas karena peserta benar-benar potensi baru. Bukan produsen sesuatu yang abal-abal,” tambahnya. Arief mengutamakan para pengusaha kecil menengah yang saat ini sedang tumbuh-kembang. Atau, pengusaha baru yang belum ‘disentuh’ pemerintah atau bank sebagai sumber pinjaman modal. Mereka yang ‘belum’ terkenal dan masih harus melakukan promosi.
Arief ingin potensi baru tumbuh menjadi kekuatan ekonomi baru yang akan menyejahterakan masyarakat. “Event ini juga membuka kesempatan kontak bisnis, sehingga mereka menemukan link bisnis yang baik,” lanjutnya. Pada hari kedua, Selasa 26 April lalu, kata Arief -- perajin seni hiasan dari akar kayu bahkan telah ada kontak bisnis dengan seorang warga negara Amerika.
Usaha yang masuk kurasi dan tampil ada Icon Art Jogja kali ini memang masih didominasi batik kualitas premium. Antara lain: Batik Yanto, Crubus, Morodadi, Ratu Batik, Safirah, Batik Cici, HR Batik, Batik Joglo, Ratu Ayu, Batik Wong, Batik Warisan, Batik Sailendra, batik Wibisono,Batik Nuzwa. Untuk lurik, ada karya-karya dari Maju Mandiri & Pakelarum Lurik.
Sedang icon art yang lain, adalah Kowal Jam Kayu, mebel Akar Jati, Ita Accesories, Pherino Leather, Ansalni Leather, Payuo Honey & Cenut, Reivan Art Galery, Raifan Galery Lukis. Ikut partisipasi pula produsen kaos iconic Jogja, yakni Dagadu.
“Sedang camilan khas yang iconic, adalah Bakpia Wong,” tambah Arief.***s