.
Perang Rusia vs Ukraina terus berlanjut. Korban juga terus berguguran. (Foto: PM-Al Jazeera.com)
Moskow (PM) – Melalui situs resmi milik pemerintah, Senin (7/3/2022), Rusia melansir daftar negara yang tidak bersahabat dengan Rusia terkait dengan agresi militer ke Ukraina. Negara-negara tersebut selain mengutuk juga memberikan sanksi kepada pemerintah Rusia, warga Negara Rusia, perusahaan-perusahan, bank-bank.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pemerintah Rusia secara otomatis mempertimbangkan hubungan dengan Negara-negara tersebut.
Seperti dikutip The Jerusalem Post dan Independent.ie, negara-negara tersebut meliputi: Australia, Albania, Andora, Inggris (termasuk di dalamnya, Jersey, Anguilla, Kepulauan Virgin, Gibraltar), negara-negara Uni Eropa, Islandia, Kanada, Liechtenstein, Mikronesia, Monaco, Selandia Baru, Norwegia, Republik Korea, San Marino, Makedonia Utara, Singapura, Amerika Serikat, Taiwan, Montengero, Swiss, Jepang. Ironisnya, negara Ukraina masuk dalam deretan negara yang tidak bersahabat.
Singapura menjadi satu-satunya negara ASEAN yang tidak bersahabat. Karena Singapura selain secara tegas mengutuk agresi militer Rusia, juga menghentikan ekspor barang-barang elektronik, komputer, dan perlengkapan militer. Sementara Indonesia, tidak termasuk di dalamnya karena sikap pemerintah sesuai dengan prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif. Pemerintah Indonesia hanya mengusulkan agar konflik Rusia vs Ukraina diselesaikan secara damai melalui jalur diplomasi.
Sementara itu, perundingan putaran ketiga antara Rusia dan Ukraina, Senin (7/3/2022) tidak membuahkan hasil yang menggembirakan. Juru runding Rusia, Vladimir Medinsky mengatakan koridor kemanusiaan untuk proses evakuasi warga sipil akan dimulai Selasa (8/3/2022). “Apa yang menjadi harapan kami dalam perundingan itu, gagal. Tetapi karena perundingan masih akan dilanjutkan, semoga bisa membuahkan hasil pada perundingan selanjutnya,” kata Medinsky.
Kegagalan tersebut disebabkan Rusia tetap kukuh pada tuntutannya, agar Ukraina mengentikan aktivitas militer, mengubah konstitusi, tidak bergabung dengan Uni Eropa dan NATO, mengkaui Crimea sebaai wilayah Rusia dan pengakuan kemerdekaan Donetsk dan Lugansk. Rusia juga menawarkan proses evakuasi warga sipil langsung menuju Rusia dan sekutunya, Belarusia. Tawaran ini ditolak oleh Deputi Perdana Menteri Ukraina, Irina Vereshchuk.