.
Ir Suparmono sewaktu meninjau salah satu kelompok pertanian di Sleman. (PM-Nadi Mulyadi)
Sleman (PM)- Selama perbaikan Selokan Mataram, debit air yang mengalir di sepanjang selokan berkurang. Bahkan mendekati, perbaikan air selokan mataram bisa mati sampai selesai perbaikan
Hal itu sangat mempengaruhi para petani ikan, khususnya di daerah Kecamatan Mayudan, Godean, Seyegan, Mlati dan seluruh kawasan bawah yang menggantungkan air dari selokan tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sleman Ir. Suparmono sewaktu ditemui patmamedia.com mengungkapkan, perbaikan Selokan Mataram.itu merupakan agenda rutin yang setiap tahun sekali dilakukan. Karena itu, menurut Suparmono, seharusnya para petani padi dan perikanan sudah memperhitungkannya sehiingga tidak perlu atai gelisah.
"Itu sudah kegiatan rutin hampir tiap.tahun sekali dilakunan. Jadi untuk.mengantisipasi hal itu yang penting para petani ikan bisa memilih jenis-jenis ikan yang cocok dengan habitat air yang terbatas. Selain itu mengisi bibit ikannya juga jangan terlalu padat, sehingga cukup oksigen bagi ikan-ikan untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat," ujar Parmono.
Menurut Suparmono, petani ikan selama pandemi juga mengalami penurunan hasil bahkan banyak yang terpaksa merugi. Hal itu selain karena harga pakan melonjak tinggi juga pemasaran ikan konsumsi sangat sulit.
"Nah, giliran sekarang sudah aman dari.pandemi, malah pengairan sedikit terganggu oleh debit air yang berkurang karena sedang dilakukan perbaikan Selokan Mataran," ucap Suparmono yang juga PLT Dinas Pariwiisata Sleman.
Dia berharap,semoga perbaikan saluran Selokan Mataran akan selesai dalam waktu satu bulan ke depan sesuai rencana. Sebab kalau teralalu lama, lanjut Suparmono, maka bukan hanya para petani ikan yang susah tapi juga akan berdampak di sektor pertanian lainnya. ***g