.
Jalan nasional di wilayah Kalimenur, Kapanewon Sentolo yang menjadi salah satu jalur rawan kecelakaan di Kulonporogo (PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Jalur mudik lebaran Idul Fitri 1443 H/2022 di wilayah Kulonprogo dalam kondisi cukup mulus. Pemudik berkendaraan mobil pribadi maupun motor bisa melewati ruas jalur jalan nasional, jalur jalan Pantai Selatan (Pansel) Jawa/Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Jawa.
Jalur yang mulus jangan sampai membuat pemudik menjadi terlena. Pemudik harus berhati-hati memacu kendaraannya karena ada beberapa tempat di sepanjang jalur mudik lebaran rawan terjadi kecelakaan. Pemudik dapat melewati jalur alternatif jika terjadi kepadatan di jalur utama.
“Terdapat sebelas titik rawan kecelakaan, sepanjang jalur mudik lebaran di Kulonprogo yang. Pemudik berkendaraan motor dan mobil perlu berhati-hati. Sepuluh titik di jalur jalan nasional dan satu ditik di jalan Daendels,” kata L Bowo Pristiyanto, Jumat (22/4).
Sebelumnya Kepala Bidang Lalu Lintas, Dishub Kulonprogo Sukirno mengungkapkan sudah mempersiapan jalur utama, jalur alternative, menambah rambu-rambu petunjuk jalan dan persiapan lain untuk kelancaran arus mudik lebaran.
Menurutnya terdapat sebelas titik jalur rawan kecelakaan tersebut, meliputi di persimpangan jalan nasional Sindutan yang menghubungkan Pansel Jawa. Jalur jalan nasional dan Pansel Jawa diperkirakan ramai keluar masuk kendaraan pemudik.
Sementara di persimpangan masuk jalur Pansel Jawa terdapat Pasar Glaeng di Kalurahan Jangkaran. Jalur jalan nasional rawan kecelakaan lainnya di wilayah Kalurahan Palihan, Kapanewon Temon terdapat simpangan ke Pasar Pripih (Hargomulyo, Kokap), Bandara YIA (Yogyakarta International Airport), Pasar Temon dan perempatan Ngeseng (Temon).
Jalan lurus tetapi banyak persimpangan yang perlu kewaspadaaan pengendara. Kondisi jalan hampir sama dengan jalur Pansel Jawa yang melewati sebagian wilayah Jangkaran, Sindutan, Glagah dan Karangwuni (Kapanewon Wates) dan wilayah Kalurahan Garongan.
Di tengah jalan lurus terdapat belokan Z, kemudian jalan lurus dan datar sampai di Brosot (Kapanewon Galur). Kemudian yang perlu waspada di jalan nasional adalah di pertigaan Toyan, Dalangan, Tambak, Durungan, Milir, Kalimenur, Dudukan dan Jembatan Bantar memasuki wilayah Kabupaten Sleman dan Bantul.
Kulonprogo menjadi titik lelah setelah menempuh perjalanan cukup panjang. “Kondisi jalan lurus terkadang membuat pengendara merasakan kecapekan dan mengantuk. Lebih baik beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan,” tutur Sukirno.
Sepanjang jalur mudik melewati jalan nasional di Kulonprogo, katanya disiapkan jalur alternatif jiga terjadi kepadatan maupun kemacetan arus lalu lintas kendaraan. Mulai dari arah barat perbatasan Kulonprogo dengan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yaitu di persimpangan Jurangkah, Girigondo dan Tawangsari.
Kemudian Jangkaran (Temon) ke arah Bugel, Brosot, Bantul dan Yogyakarta. Jalur alternatif mulai persimpangan Toyan ke arah Panjatan, Brosot, Bantul dan Yogyakarta.
Sedangkan jalur alternatif bagi pemudik ke arah Magelang, Jawa Tengah dapat melewati Pengasih, Banyuroto ke Nanggulan atau jalur alternative dari pertigaan Kenteng Sentolo – Wijimulyo, Nanggulan, Dekso, Jagalan, Muntilan dan Magelang.***s