.
Konferensi pers Jogja Tourism Day yang disampaikan oleh Ketua GIPI DIY, Bobby Ardyanto Setya Aji, Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY, GKR Bendara dan Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, di Hotel Aveon Yogyakart, Sen
Sleman (PM) – Dinas Pariwisata DIY bekerja sama dengan DPD Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY bakal menggelar Jogja Tourism Day (JTD) di Desa Ekowisata Pancoh, Turi, Sleman pada Selasa (27/09/2022) besok. Jogja Tourism Day 2022 diselengarakan sekaligus memperingati Hari Pariwisata Dunia (World Tourism Day), dengan mengusung tema Regenerative Tourism.
Tema itu dipilih, menurut Ketua GIPI DIY Bobby Ardyanto Setya Aji, dimaksudkan untuk mengingatkan para pelaku pariwisata dan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tentang pentingnya memikirkan keberlanjutan dan regenerasi dalam lingkaran industri kepariwisataan. Dengan orientasi pendekatan seperti itu, lanjut Bobby, maka pariwisata dapat terus tumbuh sehingga dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
“Destinasi wisata itu sebenarnya bukan milik kita, melainkan milik anak cucu kita yang dititipkan untuk kita jaga sampai akhirnya kelak kita serahkan kepada mereka,” ujarnya dalam kesempatan konnferensi pers di Aveon Hotel Yogyakarta, Senin (26/09/2022).
Kegiatan Jogja Tourism Day ini, lanjut Bobby, berisi sejumlah agenda. Ada penanaman pohon, penyebaran benih ikan dan pelepasan burung. Kemudian ada sharing session seputar Regenerative Tourism. Semua kegiatan dilakukan di Desa Ekowisata Pancoh, Turi, Sleman.
“Dengan penerapan regenerative tourism, perjalanan dan kegiatan wisata dilakukan dengan pendekatan yang berkelanjutan (sustainable). Tujuan utama regenerative tourism bagi pariwisata di Jogja Istimewa adalah untuk membawa pengaruh yang positif bagi kunjungan wisatawan di Jogja Istimewa, sehingga kondisi Jogja Istimewa menjadi lebih baik dengan kedatangan wisatawan dan bukan sebaliknya,“ tegas Bobby.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, dalam kesempatan yang sama tersebut menyebutkan isu mutakhir industri kepariwisataan saat ini antara lain tentang disabilitas, lingkungan serta era digitalisati yang harus disikapi secara bijaksana agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi dunia pariwisata.
Memikirkan keberlanjutan dan regenerasi, demikian Singgih, diantaranya adalah kesanggupan merangkul semua kalangan (inklusivitas) untuk bersama-sama membangun dunia pariwisata secara arif dan berkelanjutan (sustainable). Termasuk disrupsi digital yang justru harus dijadikan momentum bagi pelaku pariwisata melakukan inovasi,
Menurut dia, segala upaya telah dilakukan untuk membangkitkan kembali industri kepariwisataan setelah dua tahun lebih terpuruk akibat pandemi covid-19. Dari upaya mempercantik setiap destinasi, memberi kemudahan akses hingga menggencarkan promosi.
“Meski kunjungan belum pulih seratus persen dibandingkan sebelum pandemi, namun jumlah wisatawan yang masuk DIY cukup tinggi, berkisar 75 – 80 persen dari tahun 2019,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua Badan Promosi Pariwisata DIY, GKR Bendara mengajak kepada seluruh pelaku pariwisata dan seluruh kalangan masyarakat untuk bersama-sama menggelorakan kembali industri pariwisata yang selama dua tahun terpuruk akibat pandemi.
“Sudah saatnya industri keparisataan kita bangkit kembali setelah selama dua tahun pandemi kita cuma bisa sluku-sluku bathok, ngelus dhengkul (menganggur),” ucap GKR Bendara berseloroh. ***