Platinum

Joko Paromo, Empuk-empuk Keras Seni Memimpin Perhotelan

Nadi Mulyadi
27 April 2022
.
Joko Paromo,  Empuk-empuk Keras Seni Memimpin Perhotelan

Joko Paromo S.Par, General Manager Royal Darmo Malioboro Hotel

YOGYAKARTA (PM) -- Memimpin pekerjaan di sektor bisnis perhotelan itu ada seninya. Harus tegas menghadapi tiap pelanggaran agar peraturan tidak dianggap hanya mainan, tapi juga musti luwes melebur dalam kultur masyarakat  di mana hotel berada.

Dan, hal itu dipahami betul oleh Joko Paromo, S.Par. Sebagai General Manger Royal Darmo Malioboro Hotel Yogyakarta, Pak Joko, begitu ia akrab disapa, memang dituntut bisa bersikap super bijak menghadapi beragam karakter dan kultur masyarakat yang berbeda satu dengan lainnya. “Perbedaan  itu ya berarti tentang bahasa, tradisi budaya dan karakter masyarakatnya,” ucapnya.

Bijak berarti memahami, tetapi sekaligus tidak boleh hanyut. Maksud Sarjana Pariwisata lulusan Stipram Yogyakarta itu, agar tugas berjalan maksimal maka seorang pimpinan hotel dituntut punya multi talenta. Memiliki “kelembutan” memahami karakter karyawan, tamu hotel dan para mitra kerja, tetapi harus pula punya “kekerasan”, tegas menegakkan aturan sesuai diamanatkan.

Menghadapi tamu hotel dari Medan, misalnya, harus berbeda treatment dengan tamu lokal Yogyakarta. Pun melayani mitra kerja dari Ambon berbeda pendekatannya dengan mitra asal Bali. Itulah yang ia maksudkan, managing itu ada seninya. Dan banyak  bagian dari seni itu yang tidak ada dalam pendidikan formal. Lalu, darimana Pak Joko mempelajari  jurus ilmu seperti itu?

“Dari pengalaman bekerja dan bergaul dengan banyak orang.” ujarnya sambil tertawa.

Joko Paromo adalah sosok pribadi yang menyenangkan. Duduk satu meja dalam sebuah acara buka bersama, aroma Jogja langsung tercium dari sikap dan gaya bicaranya yang gapyak semanak. Berbincang tentang tugas-tugasnya yang padat tapi menyenangkan sebagai general manager dan mengobrol tentang olahraga bersepeda yang menjadi hobinya .

Satu hal yang pasti, ujarnya kemudian, dunia perhotelan adalah darah daging yang sulit dipisahkan dari hidupnya. Dari bisnis itulah ia mendapatkan rasa penghormatan dalam pergaulan sebagai laki-laki yang bekerja. Dan dari sana pula ia dapat menafkahi  isteri dan dua anak yang disayanginya.

Punya karier bagus, pergaulan luas, dan juga keluarga yang  bahagia. Lalu, apa lagi yang masih Anda inginkan dalam hidup?

“Banyak. Tapi keinginan  terbesar saya  sekarang ini adalah melihat bisnis pariwisata cepat pulih dan wisatawan tiap hari memenuhi kamar hotel-hotel di Jogja,” ujarnya tertawa lebar.***

Editor: Muh Sugiono

Griting

Baca Juga