Platinum

Langkah Darurat Penanggulangan Kemiskinan Dampak Pandemi

Budi Murwati
11 August 2022
.
Langkah Darurat Penanggulangan Kemiskinan Dampak Pandemi

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa

Oleh: Danang Maharsa, S.E.

PEMERINTAH Kabupaten Sleman secara jujur mengakui, ada peningkatan angka kemiskinan akibat pademi Covid-19 di Sleman. Tahun 2020 data masyarakat miskin di Sleman 8,12 persen dan pada tahun 2021 melonjak menjadi 8,64 persen.

Selaku Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Sleman, saya harus mengambil langkah darurat. Langkah awal yang diambil, data kemiskinan di Sleman harus segera diperbarui atau di-update.

Selain itu kami juga melakukan Roadshow ke 17 Kapanewon se Kabupaten Sleman, dilakukan untuk mendengarkan secara riil kondisi masyarakat miskin dan rentan miskin terdampak pandemi covid 19.

Kemudian dilakukan konsolidasi semua potensi program yang memungkinkan bisa disinergikan dengan program pengentasan kemiskinan. Sehingga kemudian muncul konsep penangulangan kemiskinan integratif, baik jangka pendek atau jangka panjang.

Artinya, TKPKD tidak hanya bertumpu pada program dengan anggaran APBD atau APBN. Tetapi meminta semua stake holder pemerintah Kabupaten Sleman untuk memprioritaskan programnya untuk penanggulangan kemiskinan di Sleman.  

Sejumlah lembaga swasta yang dikonsilidasi antara lain, kekuatan lembaga amil zakat atau kelompok charity, Forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSP) di Sleman, serta sejumlah lembaga swasta lainnya.

Ada empat sektor yang saat ini diskema menjadi program pengentasan kemiskinan. Pertama, peningkatan kualitas UMKM. Semua kategori UMKM di Sleman harus lebih cepat naik kelas, mampu merambah pasar digital berdaya-saing tinggi. 

Bentuk-bentuk program yang telah dijalankan kaitannya dengan sektor UMKM adalah, bantuan pengurusan izin usaha, pembinaan pengemasan produk, serta program bantuan permodalan. Disinergikan dengan program-program pemerintah pusat dan Pemerintah Kabupaten Sleman di tahun 2022 ini mengalokasikan anggaran Rp 4,7 miliar untuk pemberdayaan UMKM.

Kedua, sektor pertanian. Tim penangulangan kemiskinan mengonsolidasi petani melakukan langkah produksi inovatif. Salah satu kegiatan yang dimasifkan adalah bantuan bibit pertanian serta mendorong komunitas milenial turun tangan menggarap sektor pertanian. 

Kelompok usia milenial termasuk kategori terdampak pandemi cukup besar karena pemutusan hubungan kerja. Pemerintah mengorganisir mereka untuk membuat kelompok tani. Mengarap lahan pertanian dengan bantuan bibit, pendampingan, serta alat produksi.

Hingga saat ini sudah ada tiga kelompok petani milenial yang telah berjalan di Sleman. Ketiganya berada di wilayah dengan angka kemiskinan tertinggi di Kabupaten Sleman. Kapanewon Minggir, Moyudan dan Prambanan.

Dukungan yang lebih luas bagi kalangan petani antara lain pembentukan hilir dari sektor pertanian. Yakni berupa rumah lelang hasil tani masyarakat. Program ini sudah berjalan di sejumlah kapenewon yang tidak saja ada di wilayah dengan status termiskin.

Ketiga, sektor pariwisata. Sleman sebagai wilayah dengan tujuan wisata cukup besar diintegrasikan sebagai pasar produksi. Semua hasil produksi UMKM di Sleman didorong untuk mendapat tempat di area destinasi wisata.

Kaitan dengan itu, Tim Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sleman mendukung sejumlah even wisata serta pameran produk UMKM. Berdasarkan data yang dimiliki tim penanggulangan kemiskinan tersebut, baru UMKM kategori produk kuliner yang mendapat manfaat cukup besar.

Keempat, bantuan beasiswa kuliah bagi keluarga miskin. Tim Penanggulangan Kemiskinan bekerja sama dengan universitas menciptakan link and match dunia pendidikan dan dunia kerja. Diberi dukungan beasiswa kuliah.

Program beasiswa tersebut lebih bersifat jangka panjang dalam kerangka pengentasan kemiskinan. Harapannya bisa memutus mata rantai keluarga miskin. Tim penangulangan kemiskinan telah berjalin kerja sama dengan Universita Amikom Yogyakarta untuk program tersebut. 

Selain itu, sebagai program “pemadam kebakaran” atau program jangka pendek, Tim Penanggulangan Kemiskinan mendorong peningkatan bantuan tunai atau jaminan sosial yang sudah ada. Program semacam itu tentu tidak bersifat sustainability dalam rangka pemberdayaan.

Perlu dijelaskan bahwa dari empat langkah darurat program penanggulangan kemiskinan tersebut sejauhnya masih diprioritaskan di wilayah-wilayah dengan kategori termiskin di Kabupaten Sleman. 

Program strategis pengentasan kemiskinan di Kabupaten Sleman dirancang dengan konsep pemberdayaan produktif berbasis komunitas. Ujung tombak keberhasilan program pengentasan kemiskinan di Sleman bergantung pada aspek inovasi dan kreativitas.

Selaku Wakil Bupati Sleman yang sekaligus Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) kami berharap dukungan semua pihak untuk bergotong-royong dalam agenda pengentasan kemiskinan. (*)

Penulis adalah Wakil Bupati Sleman, Yogyakarta.

Editor: Muh Sugiono

Griting

Baca Juga