.
Pedagang bunga yang banyak dijumpai di Kota Wates pada bulan Ruwah (PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Banyak pedagang yang menggelar aneka macam bunga tabur di Kota Wates menjadi pengingat berdasarkan perhitungan tahun Jawa sudah berada di bulan Ruwah. Sudah menjadi adat dan tradisi, waktunya untuk membersihkan makam dan doa.
Bunga menjadi salah satu benda yang akan ditaburkan di pusara makam almarhum keluarga dan kerabat seperti orangtua, nenek, kakek dan almarhum saudara-saudara terkasih. Pedagang bunga tabur akan tidak terlihat lagi seiring berakhirnya bulan Ruwah.
“Kami berjualan bunga tabur hanya pada bulan Ruwah. Namun hanya mulai hari ketujuh sampai akhir bulan. Karena pada tiga pekan itu puncak pembelian bunga dibawa ke makam,” ujar Tanisih, seorang pedagang bunga di depan Bank BPD Kulonprogo.
Tidak hanya Tanisih yang bisnis bunga tabur. Sekitar tiga minggu terakhir banyak pedagang berjualan bunga di Kota Wates. Selain di depan Bank BPBD Kulonprogo, pedagang bunga banyak dijumpai di depan Pasar Wates. Pedagang menggelar aneka jenis bunga dan perlengkapan untuk keperluan tradisi ruwahan. Saat ini, hamper pekan terakhir Ruwah, dapat dikatakan musim panen bagi para pedagang bunga tabur. Bunga tabur laris manis dibeli masyarakat yang hendak melaksanakan tradisi ‘nyekar’.
Tanisih mengungkapkan jenis bunga yang dijual meliputi mawar, kenanga, melati, telasih, kanthil kuning, minyak wangi dan kemenyan. Harga dari berbagai jenis bunga tersebut relatif stabil ada di kisaran Rp 15 ribu per ons atau sekitar Rp 120 ribu per kg.
“Hari Senin sampai Rabu biasanya sepi. Ramai pembeli di hari Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu. Dalam sehari bisa menjual bunga hingga belasan kg,” jelasnya.
Pedagang bunga biasanya masih ada hubungan dengan saudara. Seperti pedagang yang berjualan di depan Bank BPD Kulonprogo masih ada hubungan kakak beradik. Mereka berjualan bunga meneruskan orangtuanya.
Menggelar dagangan bunga sejak pagi sekitar pukul 07.00 sampai pukul 21.00. Setelah seharian berjualan, malam hari kulakan di Pasar Beringharjo. Kemudian pulang kulakan sudah dinihari, pagi harinya berjualan bunga lagi.
“Tidak bisa kulakan dalam jumlah banyak karena bunga paling lama hanya mampu bertahan dua hari. Biasanya ada kenaikan harga bunga menjelang bulan Ruwah berakhir, biasanya permintaan meningkat,” tambahnya.***s