.
Pencari rumput Sujidi yang selamat dari longsoran lereng bukit bertatu di Pengos A, Gerbosari, Samigaluh. (PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Seorang pencari rumput Sujidi (54) menceritakan perisitwa lereng bukit berbatu longsor di Pengos A, Kalurahan Berbosari, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo. Material longsoran tanah bercampur batu itu menewaskan sahabatnya Asto Supriyo Asmoro (50).
Pada saat lereng bukit longsor, Rabu (1/6/2022) sekitar pukul 10.30, keduanya dalam perjalanan pulang dari mencari rumput untuk pakan ternak kambing. Cuaca di siang itu terang benderang setelah semalaman turun hujan lebat.
Keduanya memanggul rumput berjalan kaki melewati jalan setapak. Sujidi berjalan ada di depan dan Asto mengikuti di belakangnya. Di tengah perjalanan mendengar suara krukut – krutuk diikuti tanah dan batu-batu dari lereng bukit setinggi sekitar 50 meter meluncur menimbun jalan setapat yang dilewati berdua.
Sujidi merasakan seperti ada yang melemparkan tubuhnya ke depan sejauh kurang lebih dua meter. Ia menengok ke belakang, jalan baru saja dilewati tertimbun longsoran. Berulang kali memanggil Asto yang berjalan di belakangnya tetapi tidak ada jawaban.
Dari tempat terlempar ke depan sekitar dua meter, katanya merasakan seperti ada orang yang membawanya sambil berteriak-teriak minta tolong. Setelah tubuhnya diletakkan di belakang rumah Asto, tidak ingat apa-apa lagi.
“Tahu-tahu sudah ada di dalam rumah Asto. Setelah menceritakan peristiwa yang menimpa dirinya dan Asto, tidak ingat apa-apa lagi. Tahu-tahu sudah ada di IGD Puskesmas 1 Samigaluh, mendengar kabar Asto meninggal tertimbun longsoran,” ujar Sujidi di rumahnya Pengos A, Kalurahan Gerbosari, Rabu (1/5/2022).
Menurutnya, masih trauma mengingat kejadian yang dialami dalam perjalanan pulang dari merumput bersama Asto. Sujidi tidak mengalami luka maupun cidera meskipun tubuhkan sempat terlempar jauh dalam kejadian tersebut. Setelah mendapatkan oksigen di IGD pada saat itu juga langsung kembali ke rumah.
Sekitar lokasi lereng berbatu yang longsor menjadi tempat mencari pakan ternak bagi Sujidi bersama Asto. Lokasi dari rumah Asto berjarak sekitar 700 meter yang hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Sebelum berangkat merumput, keduanya sempat wedangan (minum teh-red) di rumah Asto. Motor Sujidi dititipkan di rumah Asto. Di tengah-tengah merumput Asto sempat meminta tolong Sujidi mencari sumber suara kretek-kretek.
Sujidi tidak menemukan sumber suara yang didengarkan Asto. Kemudian melanjutkan merumput lagi, Setelah keduanya mendapatkan rumput, membawa pulang ke rumah. “Kalau keduanya tertimbun longsoran, tidak ada yang tahu. Keluarga kebingungan karena merumput keseharian tidak pulang-pulang,” tuturnya.
Dalam pencarian beberapa saat dari kejadian tersebut, Asto Supriyo Asmoro (50) berhasil ditemukan sudah meninggal tertimbun longsoran tanah berbatu. Jenazah berhasil dievakuasi ke rumah korban. Pada hari itu juga jenazah dimakamkan di pemakaman umum.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kulonprogo, Joko Satyo Agus Nahrowi menyatakan lereng bukit yang menelan korban meninggal di Pengos A, Gerbosari, Samigaluh merupakan areal rawan longsor.
Turun hujan semalaman, katanya berdampak lereng bukit longsor hingga membawa satu korban meninggal. “Tim TRC BPBD langsung turun melakukan assessment dan mengirimkan logistik untuk keperluan menanganan longsoran,” tutur Joko Satyo Agus Nahrowi.
Turun hujan semalaman juga bertampak tanah longsor susulan di Plampang II, Desa Kalirejo, Kapanewon Kokap. Kemudian tanah longsor menutup akses Jalan Anjir – Klepu di Pedukuhan Pandu, Kalurahan Hargorejo.
Sejumlah titik tanah longsor mengenai rumah di Clapar, Hargowilis dan di wilayah Kapanewon Samigaluh. “Dua alat berat juga sudah dikirim ke lokasi longsor di Kalirejo dan Hargorejo,” katanya.***w