Platinum

Menghidupkan Tradisi di Kayen Fest: Sinergi Mahasiswa dan Warga Kayen

Wijatma T S
30 October 2024
.
Menghidupkan Tradisi di Kayen Fest: Sinergi Mahasiswa dan Warga Kayen

Tampilan band NightOwl. (PM-ist)

Padukuhan Kayen, yang terletak di Rintisan Desa Wisata Green Kayen, Condongcatur, Sleman, berubah semarak pada Minggu 27 Oktober 2024. Suasana yang biasanya tenang kini dipenuhi sorak sorai dan gelak tawa, sementara aroma kuliner lokal dan kain batik ciprat khas Padukuhan Kayen menghiasi jalanan. Semua ini terjadi dalam gelaran "Kayen Fest", sebuah inisiatif sinergi antara Tim PPK Ormawa Himars Astabrata Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) dan masyarakat Kayen, mengusung tema “Roso Cipto Karso” sebagai simbol kebersamaan dalam membangun desa wisata yang berkelanjutan.

Ketua PPK Ormawa Himars Astabrata UTY, David Qori' Alfathoni, menyebutkan acara ini dirancang bukan sekadar festival, tetapi juga sarana membangun keakraban antarwarga serta memperkenalkan pesona Green Kayen ke khalayak luas. 

“Kami ingin mengajak semua pihak bersama-sama merayakan kekayaan seni dan budaya Kayen sambil memupuk rasa cinta terhadap lingkungan,” ujarnya.

Acara yang berlangsung sejak siang hari dibuka dengan Lomba Sketsa Mahasiswa Arsitektur UTY. Dengan tema "Mengeksplorasi Keindahan Green Kayen," para mahasiswa antusias menggambarkan pesona alam di sekitar mereka dalam bentuk sketsa freehand. Kolaborasi bersama dosen dari Mata Kuliah Studio Grafis Arsitektur UTY menjadikan lomba ini lebih dari sekadar ajang kompetisi—namun sebuah kesempatan bagi mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan lingkungan setempat.

Ketika malam menjelang, Kayen Fest mencapai puncaknya. Deretan kursi dipenuhi penonton yang bersiap menyaksikan serangkaian hiburan. Acara dibuka dengan band lokal NightOwl, dilanjutkan pengumuman pemenang lomba sketsa. Diiringi tepuk tangan meriah, para mahasiswa menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Akbar Preambudi, S.T., M.Sc., dosen pengampu mata kuliah Studio Grafis Arsitektur UTY.

Acara semakin meriah dengan peragaan Fashion Show Batik Ciprat Kayen, di mana ibu-ibu PKK Kayen berkolaborasi dengan perwakilan mahasiswa UTY. Mereka memamerkan batik ciprat lele, yang telah menjadi identitas khas Padukuhan Kayen. Kain batik yang ditampilkan tidak hanya berfungsi sebagai karya seni, namun juga menjadi simbol kebanggaan lokal, hasil dari pelatihan UMKM yang digagas oleh Tim PPK Ormawa Himars Astabrata UTY. Melalui karya batik ini, Kayen Fest menjadi media pengenalan budaya yang kaya dan unik kepada para pengunjung.

Peluncuran Paket Wisata Edukatif Ramah Anak: Langkah Baru dalam Ekowisata

Puncak dari Kayen Fest adalah peluncuran Paket Wisata Edukatif Ramah Anak Green Kayen. Dhadhang Hermawan, Ketua Pokdarwis Green Kayen, secara resmi memperkenalkan paket wisata ini sebagai salah satu hasil kerja sama dengan Tim PPK Ormawa UTY. 

“Paket wisata ini kami rancang agar sesuai untuk anak-anak, memberikan pengalaman edukatif dan dekat dengan alam. Kami harap ini bisa jadi daya tarik utama bagi Green Kayen,” jelas Dhadhang, mengisyaratkan visi ekowisata yang bersahabat bagi semua usia.

Tak hanya itu, Tim PPK Ormawa Himars Astabrata UTY juga menyerahkan fasilitas tambahan untuk mendukung ekowisata di Green Kayen, berupa foodcourt, gerbang masuk, area perkemahan, dan lampu jalan. Penyerahan fasilitas ini menjadi simbol keberhasilan program mahasiswa UTY yang telah berlangsung selama enam bulan. Dalam periode tersebut, mereka tidak hanya fokus mengembangkan ekowisata, tetapi juga memberdayakan UMKM setempat, terutama pengrajin batik ciprat Kayen.

Lurah Condongcatur, Reno Candra Sangaji, S.IP, M.IP, yang turut hadir, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada UTY. “Kolaborasi seperti ini menginspirasi. Melalui Kayen Fest, kita tidak hanya menghibur, tetapi juga membangun komitmen bersama untuk mengembangkan wisata edukatif yang ramah anak. Kami optimis Kayen Fest akan menjadi awal dari perjalanan panjang menuju ekowisata yang berkelanjutan,” tuturnya.

Kayen Fest berakhir dengan kemeriahan seni tradisional. Tari Ngibing dari Sanggar Amukti Magelang mengajak pengunjung untuk hanyut dalam gerak dan irama yang enerjik, disusul musik keroncong dari Atmaja Group, grup musik lokal yang memukau hadirin dengan alunan nada keroncong klasik yang syahdu. 

Dari sinilah, Kayen Fest tak sekadar menjadi festival; ia berubah menjadi panggung bagi potensi lokal, tempat di mana tradisi bertemu dengan inovasi untuk menciptakan ekowisata yang berkelanjutan. Dengan peluncuran Paket Wisata Edukatif Ramah Anak dan kontribusi fasilitas dari mahasiswa UTY, Padukuhan Kayen kini memiliki fondasi kuat untuk terus maju, menjadikan Green Kayen sebagai desa wisata yang memperkuat sinergi antara pendidikan, masyarakat, dan budaya lokal.

Griting

Baca Juga