.
Yogya (PM)- Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat jumlah kasus konfirmasi COVID-19 di daerah ini pada Jumat bertambah 2.229 orang, sehingga totalnya menjadi 200.680 kasus.
"Berdasarkan wilayah domisili, 2.229 pasien itu berasal dari Kota Yogyakarta 349 kasus, Kabupaten Bantul 632 kasus, Kulon Progo 263 kasus, Gunung Kidul 245 kasus, dan Sleman 740 kasus," kata Kepala Bagian Humas Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Jumat.
Jika mengacu riwayat kasusnya, kata dia, 2.229 kasus itu terdiri atas 365 kasus periksa mandiri, dan 1.864 kasus hasil pelacakan kontak kasus positif.
Selain pasien positif Covid-19, Ditya juga mencatat 1.008 tambahan pasien sembuh, sehingga total jumlah kasus sembuh Covid-19 di DIY menjadi 161.682 orang.
Jika dilihat berdasarkan wilayah domisili, 1.008 pasien sembuh itu terdiri atas 426 orang asal Kota Yogyakarta, 189 orang asal Bantul, 25 orang asal Kulon Progo, 34 kasus asal Gunung Kidul, serta 334 orang asal Kabupaten Sleman.
Ia mencatat tambahan 20 kasus meninggal, sehingga total kasus meninggal di DIY 5.454 orang.
Berdasarkan data dari rumah sakit rujukan, total suspek kumulatif Covid-19 di DIY hingga Jumat tercatat 99.096 orang, sedangkan jumlah sampel yang diperiksa bertambah 10.130 sampel, sehingga total menjadi 2.274.029 sampel.
Dia mengatakan total tempat tidur khusus isolasi kritikal di DIY yang tersedia 221 unit, saat ini terpakai 85 unit atau angka keterisian tempat tidur (BOR) 38,46 persen, sedangkan tempat tidur non-kritikal yang tersedia 1.896 unit dan telah terpakai 1.034 unit atau angka BOR 54,54 persen.
Sementara itu, sehari sebelumnya, Sekda DIY Drs K Baskara Aji, menyikapi kenaikan kasus, meminta masyarakat diminta mewaspadai penularan Covid-19 tidak hanya 1varian Omicron tapi juga varian Delta. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya penularan bisa dilakukan dengan memperketat penegakkan protokol. Penegakkan Prokes itu penting karena dua tahun setelah pandemi Covid-19 kesadaran masyarakat dalam penegakkan Prokes masih perlu ditingkatkan. Apalagi saat ini Indonesia yang didalamnya termasuk DIY sedang menghadapi gelombang ketiga Covid-19 (varian Omicron).
"Selain ancaman penularan Omicron, masyarakat juga perlu mengantisipasi penularan varian delta yang disebut memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi dari varian baru yang muncul setelahnya. Karena tingginya angka kematian beberapa hari terakhir kemungkinan disebabkan juga dikarenakan masih adanya varian delta," katanya.
Baskara Aji mengatakan, adanya kasus kematian akibat Covid-19 sebagian besar terjadi pada kelompok Lansia yang memiliki komorbid. Meski begitu dirinya tidak memungkiri ada pasien yang usianya masih muda dan tanpa komorbit meninggal dunia. Oleh karena itu guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pihaknya meminta kepada Lansia maupun warga dengan komorbid, untuk segera mmelakukan pemeriksaan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat jika merasakan gejala Covid-19. Semua itu penting supaya layanan yang diberikan kepada pasien bisa maksimal.***(Ant