.
Penjualan migor subsidi di Subdistributor PT Vinoli Antarnusa Indah di Jalan Yogya - Wates Km 25, Kedungsari, Pengasih Kulonprogo (PM-Roberto Gusta),
Kulonprogo (PM) – Minyak goreng (migor) curah bersubsidi dari pemerintah menjadi barang langka di pasaran. Sejumlah pasar tradisional di Kulonprogo hanya menyediakan migor kemasan non subsidi. Kelangkaan migor subsidi di pasaran akibat keterbatasan pasokan dari pabrik.
Konsumen migor di Pasar Wates menyatakan kesulitan mendapatkan migor subsidi yang dijual dengan harga Rp 14 ribu per litar atau Rp 15.500 per kg. Pedagang minyak goreng menjual kemasan dengan harga mencapai kisaran Rp 25.000 per kg.
“Terpaksa membeli minyak goreng satu liter dalam kemasan plastik. Sudah mutar-mutar di dalam pasar tidak pedagang yang mempunyai minyak goreng yang murah,” ujar Suharyanti di Pasar Wates.
Supervisor Penjualan Subdistributor atau D2 migor PT Vinoli Antarnusa Indah, Sugino mengakui adanya kelangkaan migor di pasaran. Sejak diberlakukan skema HET (Harga Eceran Tertinggi) minyak goreng curah, pasokan dari pabrik ke subdistributor belum kembali normal.
"Kelangkaan tidak hanya dipasar, di subdistributor juga sama. Langkanya migor curah karena pasokan dari pabrik belum lancar sejak diterapkan Permendag Nomor 11 Tahun 2022 tentang penetapan HET migor curah," kata Sugino di Jalan Yogya – Wates Km 25, Kedungsari, Pengasih, Kulonprogo, Selasa (5/4).
Pada saat kondisi normbal subdistributor tiap harinya mendapatkan pasokan migor curah dari pabrik sekitar 40 ribu liter. Setelah pemberlakuan skema HET, tiap minggu hanya mendapatkan pasokan antara 10 ribu sampai 20 ribu liter.
Menurutnya, pasokan yang terbatas hanya cukup untuk pelayanan penjualan langsung kepada masyarakat. Harga minyak goreng curah Rp 14 ribu per liter. Pembelian dibatasi menggunakan ukuran jerigen 5 liter dan maksimal 35 liter dan melampirkan fotokopi KTP.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY yang melakukan pemantauan harga dan stok bahan kebutuhan pokok di Kulonprogo juga mengakui masih ada kelangkaan migor di pasaran. Sebagian besar pedagang di pasar menjual migor kemasan.
Asisten Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan DIY Tri Saktiyana menyatakan di antaranya migor dalam kemasan 900 mili liter oleh pedagang dijual dengan harga sekitar Rp 20 ribu.
“Kelangkaaan disebabkan keterbatasan pasokan dari pabrik. TPID akan mengkoordinasikan dengan Kemendag agar ada penambahan pasokan migor curah sesuai kebutuhan,” kata Dri Saktiyana yang memimpin TPID DIY memantau harga dan stok bahan kebutuhan pokok di Kulonprogo.***