.
Lurah Condongcatur, Reno Candra Sangaji, menyerahkan beras fortifikasi secara simbolis kepada ibu hamil. (PM-ist)
Patmamedia.com (SLEMAN) - Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman melaui Pemerintah Kalurahan Condongcatur membagikan Beras Fortifikasi khusus kepada Ibu Hamil (bumil), di halaman Gedung Serbaguna Condongcatur, Jumat (26/7/2024). Masing-masing menerima 30 Kg untuk penyaluran bulan Juli dan Agustus 2024.
Beras Fortifikasi adalah beras yang Vitamin B1, B9 (asam folat), Zat Besi dan Zinc untuk mencegah stunting sejak dini.
Sebelum menerima beras Fortifikasi para ibu hamil menjalani pengukuran lingkar lengan dan penimbangan berat badan oleh Kader Kesehatan Condongcatur.
"Pengukuran awal ini sebagai tolak ukur bumil sebelum dan sesudah menerima bantuan beras ini, adakah kenaikan berat badan yang signifikan atau tidak," kata Tri Suhartati, salah satu Kader KB-Kesehatan Condongcatur.
Penanggungjawab Keluarga Berencana (PKB) Kapanewon Depok, Siti Juwariyah, S.Sos selaku koordinator dibantu kader kader KB-kesehatan, dan kader TPK (Tim Pendamping Keluarga) Kalurahan Condongcatur mengatakan ada target 100 Ibu Hamil di Kalurahan Condongcatur dengan takaran 30 Kg untuk satu Ibu Hamil. Data ibu hamil didapatkan dari pendataan Kader yang berada di tiap padukuhan. Disamping itu, dasarnya dari data Posyandu Ibu hamil yang rutin datang pada kegiatan Posyandu di setiap padukuhan.
"Mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah karena Stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak di bawah usia 2 tahun. Kondisi tersebut harus segara diatasi sehingga Pemerintah pusat membuat kebijakan menerobos masa depan yang lebih baik bagi semua orang salah satunya dengan pemberian beras Fortifikasi kepada ibu hamil sebagai wujud nyata dalam intervensi gizi sensitif untuk percepatan pencegahan stunting, menciptakan momentum generasi emas indonesia 2045,” jelasnya.
Lurah Condongcatur, Reno Candra Sangaji, S.IP, M.IP secara simbolis menyerahkan Beras Fortifikasi kepada ibu hamil, mengatakan pemberian beras Fortifikasi ini merupakan intervensi penurunan malnutrisi khususnya Stunting. Hal ini menjadi pilar ketahanan pangan dan gizi masyarakat dalam rangka membangun masyarakat sehat dan menyongsong generasi sehat dan produktif.
“Pemberian beras Fortifikasi kepada masyarakat merupakan Amanah Undang-Undang yang tercantum dalam RPJMN 2020-2024 sebagai Strategi dalam percepatan Perbiakan Gizi masyarakat. Harapannya di Condongcatur ke depan dapat Zero Stunting,” ungkapnya.
Stunting merupakan ancaman besar bagi anak-anak yang disebabkan oleh balita yang kekurangan gizi sehingga pertambahan tinggi anak tidak sesuai dengan umurnya. Penyebab utama dari stunting adalah malnutrisi pada ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
"Banyak yang tidak menyadari bahwa tinggi pendeknya anak bisa menjadi tanda adanya masalah gizi kronis," pungkasnya.***