Platinum

Pengusaha Angkudes Menyerah, Tiga Trayek Masih Bertahan Hidup

Roberto Gusta
14 June 2022
.
Pengusaha Angkudes Menyerah, Tiga Trayek Masih Bertahan Hidup

Sopir sedang mencari penumpang Angkudes Wates - Jangkaran di Pasar Wates (PM-Roberto Gusta)

Kulonprogo (PM) – Pengusaha kendaraan penumpang Angkutan Pedesaan (Angkudes) di Kulonprogo menyerah menghadapi sepinya penumpang. Di sepanjang rute trayek yang dilewati Angkudes tidak ada penumpang.

Untuk pelayanan mobilitas masyarakat di Kulonprogo, berdasarkan data di Dinas Perhubungan (Dishub) Kuloprogo terdapat 33 trayek kendaraan Angkudes. Trayek dari kota kabupaten Wates sampai ke wilayah kalurahan-kalurahan di wilayah Kulonprogo.

“Dulunya untuk trayek Plelen – Wates ada 12 angkutan umum, meliputi 6 bus dan 6 angkudes. Sampai sekarang yang masih bertahan tinggal satu angkudes karena memiliki pelanggan penumpang pedagang,” ujar Parno (48), sopir Angkudes Plelen – Wates.

Sebanyak 33 trayek Angkudes tersebut, belum termasuk trayek kendaraan angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang dikeluarkan Dishub DIY, menjangkau dari kota kapanewon sampai ke Yogyakarta.

Sebagian besar Angkudes maupun AKDP tidak beroperasi lagi. Hingga saat ini tinggal sekitar tiga trayek yang masih hidup, yaitu jurusan Wates – Jangkaran, Ngeplang – Kalibawang dan Wates – Kokap.

Angkutan umum beroperasi hanya pada hari-hari pasaran, membawa pelanggan yang sebagian besar pedagang beserta barang dagangan ke pasar. Aktivitas keseharian masyarakat memilih menggunakan motor atau mobil pribadi.

Pengusaha sekaligus sopir Angkudes Wates – Jangkaran, Sarjono (56) mengungkapkan tinggal mengoperasikan satu unit dari beberapa unit Angkudes jurusan Wates – Jangkaran. Satu unit angkudes yang kesehariannya dioperasikan sendiri.

Menurutnya, Angkudes lainnya diparkir di rumah dan sebagian dijual ke orang lain yang rencananya akan dirombak menjadi odong-odong. Pendapatan pengangkut penumpang dari pagi hingga siang sekitar pukul 14.00 sekitar Rp 100 ribu.

Dari pendapatan kotor tersebut dipotong untuk membeli BBM solar sekitar Rp 50 ribu dan makan siang sekitar Rp 10 ribu sehingga penghasilan bersih Rp 40 ribu.

“Banyak Angkudes tidak jalan karena pendapatan tidak bisa nutup. Kebetulan angkutan yang dijalankan milik sendiri. Pendapatan bisa bantu-bantu untuk beli pakan sapi,” ujar Sarjono.***w

Griting

Baca Juga