.
Seorang tenaga kerja sedang mengemas beras di penggilingan padi Gapoktan Panca Manunggal. (PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Penyedia bahan pangan harus merugi akibat kebijakan program sembako/BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) dari pemerintah pusat disalurkan secara tunai. Persediaan bahan pangan untuk tiga bulan tidak dapat diserap warga KPM (Keluarga Penerima Manfaat) program tersebut.
Untuk penyedia bahan pangan BPNT di Kulonprogo memperdayakan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), kelompok tani, Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Ikan) dan KWT (Kelompok Wanita Tani). Sumber bahan pangan yang disediakan, merupakan produk pertanian lokal Kulonprogo.
“Sudah mempersiapkan beras sejak Desember untuk penyaluran bulan Januari, Februari dan Maret 2022. Tanpa ada pemberitahuan BPNT disalurkan tunai. Sampai sekarang beras 90 ton masih ngendon, masih numpuk di gudang,” ujar Margiyono, Ketua Seksi Usaha Gapoktan Panca Manunggal kepada Patmamedia.com di Sogan, Kapanewon Wates, Kulonprogo, Minggu (6/3).
Gapoktan Panca Manunggal di Sogan, katanya salah satu dari belasan Gapoktan dan kelompok tani yang menjadi penyedia beras untuk program BPNT pusat maupun BPNT kabupaten. Antara satu sampai tiga bulan sebelum penyaluran beras, sudah mempersiapkan gabah panenan petani dari berbagai daerah di Kulonprogo.
Margiyono yang juga Ketua Asosiasi Gapoktan Kulonprogo mengatakan Gapoktan Panca Manunggal tiap bulan harus menyediakan beras berkisar antara 30 sampai 40 ton. Beras tersebut dipesiapkan untuk BPNT kabupaten yang disalurkan melalui 5 e-warung dan untuk program BPNT kabupaten dan untuk BPNT pusat yang disalurkan melalui 11 e-warung.
“BPNT kabupaten masih memberikan bantuan pangan. Penyedia bahan bangan berharap pemerintah pusat, BPNT juga diberikan dalam bentuk bahan pangan, bukan memberikan uang tunai,” jelasnya.
Selain melibatkan Gapoktan, kelompok tani, Pokdakan dan KWT, program BPNT pusat dan BPNT kabupaten di Kulonprogo bertujuan membantu memasarkan produk bahan pangan dari panenan petani daerah setempat. Penyedia bahan pangan membeli produk panenan petani dan menyalurkan kepada warga KPM program tersebut.
Perputaran Setahun Rp 89,2 Miliar
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo, Muh Aris Nugroho mengharapan penyaluran BPNT dari pusat diberikan dalam bentuk bahan pangan. Perputaran uang di masyarakat untuk penyediaan beras untuk program tersebut dalam satu tahun mencapai sekitar Rp 57,6 miliar.
Untuk perputaran urang penyediaan sayuran mencapai sekitar Rp 11,5 miliar dan perputaran uang penyediaan protein hewani mencapai sekitar Rp 20,1 miliar. “Pergerakan ekonomi masyarakat untuk penyediaan bahan pangan dalam satu tahun bisa mencapai sekitar 89,2 miliar. BPNT dari pusat harapannya dapat dikembalikan seperti semua,” ujar Muh Aris Nugroho.
Berdasarkan data di Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo terdapat sebanyak 92 penyedia bahan pangan beras BPNT pusat dan BPNT kabupaten. Kemudian terdapat 220 penyedia bahan sayuran, meliputi kelompok tani/KWT (Kelompok Wanita Tani) dan sekitar 280 penyedia bahan protein hewani.
“Di 2022 ada penambahan sekitar 109 penyedia bahan pangan. Sama seperti Gapoktan, kelompok tani dan KWT. Adanya perubahan kebijakan penyaluran BPNT, proses penambahan penyedia bahan pangan belum dilanjutkan,” Wazan Mudzakir, Kepala Bidang Pangan dan Penyuluhan, DPP Kulonprogo.
Penyedia bahan pangan tersebut menyalurkan bahan pangan KPM BPNT pusat sekitar 48 ribu KK melalui 113 e-warung dan penyaluran bahan pangan KPM BPNT kabupaten sekitar 4.400 KK melalui 24 e-warung. Penyaluran memperdayakan e-warung yang merupakan kelompok usaha bersama masyarakat di wilayah itu.***s