.
Peserta LCC Kebudayaan dan Permuseuman SMP tingkat Kabupaten Kulonprogo (PM-Istimewa)
Kulonprogo (PM) – Lembaga pendidikan dasar masih perlu memperdalam pengetahuan sejarah lokal kepada anak-anak seusia SD dan SMP seiring memperdalam pengetahuan sejarah sesuai kurikulum sekolah yang harus diajarkan.
Kepala Bidang Bahasa Sastra Sejarah dan Permusiuman, Dinas Kebudayaan (Disbud)/Kundha Kabudayan Kulonprogo, Budi mengungkapkan tingkat pengetahuan sejarah para siswa SMP di Kulonprogo sudah cukup baik dan dan merata tingkat pengetahuan antar sekolah.
Penilaian tersebut berdasarkan dari evaluasi terhadap pelaksanaan Lomba Cerdas Cermat (LCC) Kebudayaan dan Permuseuman SMP di tingkat kabupaten 2022. Tingkat pengetahuan antar sekolah merata tetapi masih minim pengetahuan sejarah lokal.
“Kalau sejarah secara umum sudah baik dan tingkat pengetahuan antar sekolah sudah merata. Pihak sekolah perlu memperdalam lagi meskipun sudah ada sekolah berprestasi ditingkat nasional,” ujar Budi di ruang kerjanya, Selasa (7/6).
Menurutnya, perlu memperdalam pengetahuan sejarah lokal berdasarkan dari evaluasi pelaksanaan LCC SMP tingkat kabupaten di akhir Mei 2022. Peserta tidak ada yang memberikan jawaban benar terhadap soal batas wilayah Kabupaten Kulonprogo.
Seperti diketahui LCC Kebudayaan dan Permuseuman SMP tingkat Kabupaten Kulonprogo 2022 diikuti sebanyak 24 SMP. Peserta berasal dari lima SMP berhasil masuk babak final dengan hasil kejuaraan SMPN 1 Wates meraih juara I, SMPN 1 Pengasih juara II, SMPN 4 Sentolo juara III, SMPN 1 Galur juara harapan IV dan SMPN 1 Sentolo meraih juara harapan harapan V.
Kepala Seksi Sejarah dan Permuseuman, Disbud Kulonprogo Fitri Atiningsih Fauzatun menjelaskan sekolah menghadapi kendala dengan mengandalkan jam mata pelajaran di kelas untuk memperdalam pengetahuan sejarah lokal terhadap siswa.
Pelajaran Sejarah yang disediakan sekolah yang masuk di dalam pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) setiap minggu hanya sekitar dua jam mata pelajaran. “Pihak sekolah harus memiliki cara khusus agar pengetahuan sejarah lokal dapat diajarkan ke siswa,” ujarnya.
Fitri Atiningsih menjelaskan peserta SMP yang berhasil meraih juara 1 akan mewakili kabupaten untuk mengikuti LCC Kebudayaan dan Permuseuman tingkat SMP tingkat DIY. Untuk pemenangnya akan mewakili DIY maju lomba tingkat nasional.
“Pengetahuan sejarah perlu diperdalam lagi meskipun di 2020 SMPN 1 Wates berhasil meraih juara 2 tingkat nasional. Kemudian di 2021 SMPN 1 Pengasih berhasil meraih juara 2 tingkat DIY,” tuturnya.***s