.
Sapi Peranakan Ongole (PO) yang lebih dikenal Sapi Putih lebih tahan serangan PMK di kandang penampungan. (PM-Roberto Gusta)(
Kulonprogo (PM) – Sapi Peranakan Ongole (PO) yang terkenal dengan sebutan Sapi Putih lebih tahan terhadap serangan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) dibandingkan jenis sapi Limosin, Simmental atau jenis sapi lain yang mudah dijumpai di Indonesia.
Berdasarkan pengalaman anak kandang Handoko yang keseharian melakukan perawatan sapi jantan di kandang penampungan yang dipersiapkan untuk hewan kurban di Kalurahan Sukoreno, Kapanewon Sentolo.
“Ternyata sapi putih lebih tahan terhadap serangan PMK berbeda dengan sapi merah jenis Limosin atau Simmental. Di kandang penampungan antara sapi putih dan jenis sapi lain tetap dipisahkan,” ujar Handoko, Senin (27/6).
Di tengah wabah PMK di berbagai daerah, katanya persediaan sapi untuk kurban menjelang Idul Adha 1443 H/2022 mengalami penurunan hampir 50 persen. Untuk mencegah penularan penyakit tersebut, pedagang berhati-hati untuk mendatangkan sapi dari luar daerah.
Salah satu kelemahan jenis sapi putih adalah untuk pakan yang berbeda dengan jenis sapi Limosin atau Simental. Hanya pakannya terkadang pilih-pilih, tidak sembarang seperti sapi merah. “Sedangkan untuk dagingnya tidak ada bedanya dengan sapi merah,” tuturnya.
Untuk memenuhi permintaan pesanan hewan kurban di Kulonprogo, katanya masih harus mendatangkan dari luar daerah yang di daerah tersebut tidak ada kasus PMK. Di antaranya mendatangkan sapi dari Kebumen, Jawa Tengah dan Gunung Kidul.
Meskipun sapi putih lebih tahan terhadap PMK, lanjutnya tetap berupaya melakukan pencegahan terjadi penularan di kandang penampungan. Sapi yang baru datang langsung melakukan karantina di kandang penampungan dan pemisahan terhadap sapi putih dan sapi merah.
Handoko menjelaskan tiap hari menjaga kebersihan, baik di kandang karantina maupun di kadang penampungan. Kemudian tiap pagi dan sore hari dilakukan penyemprotan antibiotik.***g