.
Mantan Kepala Bidang Keswan, DPP Kulonprogo Drajat Purbadi (kanan-red) dengan Kepala Bidang Keswan baru, Sudarmanto (PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Mantan Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan), Dinas Pertanian dan Kelautan (DPP) Kulonprogo, Drajat Purbadi meminta kepada penggantinya yang baru untuk menuntaskan penanganan terhadap PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada hewan ternak di wilayahnya.
Drajat Purbadi menyampaikan permintaan kepada penggantinya, Sudarmanto, di Kantor Bidang Keswan, DPP Kulonprogo, Kamis (19/5). Pada acara pelantikan pejabat di lingkungan Pemkab Kulonrogo sehari sebelumnya, Rabu (18/5), Drajat Purwadi menduduki jabatan Sekretaris DPK Kulonprogo.
Adapun Sudarmanto menduduki jabatan sebagai Kepala Bidang Pengembangan Usaha Perikanan, DPK Kulonprogo. Di tengah perjalanan pergantian jabatan, ditemukan ada dua ekor hewan ternak sapi dan kambing terjangkit PMK di Pandowan, Kapanewon Galur.
“Sekarang fokus memantau dan penanganan lanjutan terhadap hewan ternak lain di lokasi penemuan PMK. Dari hasil penelusuran ada kecurigaan hewan ternak berasal dari luar daerah,” ujar Drajat Purbadi.
Ia menambahkan, meskipun menduduki jabatan baru, namun masih tetap melakukan koordinasi dan memberikan pendampingan untuk kelanjutan kegiatan yang telah diprogramkan di bidang keswan.
Sudarmanto yang sebelumnya merangkap sebagai pelaksana tugas harian Sekretaris DPK menjelaskan, masih harus mengoordinasikan dengan pejabat sekretaris baru demi kelangsungan tugas administrasi di OPD bersangkutan.
“Kebetulan sebelumnya juga menjalankan tugas harian kesekretariatan dinas. Ada tugas-tugas yang harus dilanjutkan oleh sekretaris yang baru,” ujar Sudarmanto.
Terkait penemuan sapi dan kambing yang terjangkit PMK di Pandowan, Kapanewon Galur, Drajat Purwadi menjelaskan hasil penelusuran ternyata hewan ternak itu berasal dari luar wilayah Kulonprogo. Padahal dari daerah asal hewan ternak tersebut tidak ditemukan ada kasus PMK.
“Di daerah asal tidak ada kasus PMK. Bisa jadi penularan dalam perjalanan dari luar wilayah tetapi belum diketahui hewan ternaknya,”tuturnya,
Sudarmanto mengatakan masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium BBVet Wates dari pengambilan sampel darah dan cairan dari delapan ekor sapi yang menjadi satu kandang di Pandowan.
PMK tidak menular pada manusia nampun penularan ke sesama ternak seperti sapi, kambing dan domba sangat cepat. Gejala klinis penyakit tersebut antara 2 sampai 14 hari sejak kontak dengan ternak terjangkit penyakit tersebut.
Gejala ternak terkena penyakit yang disebarkan virus itu terlihat pada mulut dan kuku. Terjadi lesi di rongga mulut hingga hewan ternak bersangkuan mengeluarkan air liur berlebihan, demam, napsu makan kurang.
Hewan ternak terjangkit PMK masih bisa sembuh dan tingkat kematian sekitar 5 persen dari hewan ternak yang terjangkit. Penanganan penyembuhan dilakukan dengan mengisolasi ke kandang tersendiri, memberikan terapi antibiotik, cairan elektrolit dan memberikan asupan makanan bergizi.
“Penyakit ini ditakuti kalangan peternak karena secara ekonomi menimbulkan kerugian dan penyebaran sangat cepat. Nafsu makan berkurang berakibat berat badan turun dan terjadi penurunan produksi susu,” tambahnya.***
Editor: Muh Sugiono