.
Peziarah sedang memanjatkan doa di Makam Buya Syafii Maarif. (Foto: PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah di Dukuh, Kalurahan Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Buya Syafii Maarif bersama sejumlah tokoh maupun akademisi Muhamadiyah.
Tiga hari setelah wafatnya, mantan Ketua PP Muhammadiyah ini, Minggu (29/5/2022) tempat pemakaman di lereng bukit yang ditata bertrap-trap masih banyak didatangi peziarah dari berbagai daerah.
“Sampai tiga hari setelah pemakaman Pak Buya (Buya Syafii Maarif-red) masih banyak tamu berziarah di Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah. Mereka berasal dari berbagai daerah, datang silih berganti,” ujar Arifin, Juru Kunci Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah.
Buya Syafii Maarif dimakamkan di trap paling atas bersebelahan 25 makam tokoh Muhammadiyah lainnya. Di antaranya makam Fauzi, mantan Ketua DPW PPP DIY yang meninggal 11 Juli 2021 dan Zainal Arifin Nang Agus, mantan Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM.
Arifin bersama Maryudi, keduanya warga Dukuh, Wijimulyo dan Donomulyo menyatakan tiga hari terakhir disibukkan memberikan pelayani para ziarah di Makam Husnul Khotimah.
Terutama mengatur keluar masuk kendaraan karena jalan masuk ke pemakaman hanya dapat dilewati satu kendaraan. Para ziarah dari tempat kendaraan diparkir, berjalan kaki ke makam Buya untuk memanjatkan doa.
Seperti diketahui Makam Husnul Khotimah Muyammadiyah di Dukuh, Kalurahan Domomulyo merupakan pemakaman disediakan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta di 2021. Luas makam sekitar 1 hektar.
Arifin menyatakan sekitar satu jam setelah wafatnya Buya Syafii Maarif, mendapatkan informasi beliau dimakamkan di Makam Husnul Khotimah. Ia bersama Maryudi dan beberapa teman, mempersiapkan liang lahat di deretan trap paling atas.
“Pertama kali mengetahui Pak Buya wafat mendengar dari radio. Satu jam kemudian mendapatkan informasi dari Yogya, bersama beberapa orang mempersiapkan liang lahat di deretan trap paling atas,” tuturnya.
Basuki, peziarah asal Kabupaten Magetan, Jawa Timur yang tinggal di Maguwo, Kabupaten Sleman mengungkapkan secara personal kenal Buya Syafii pada 1993, pertama kali masuk Yogyakarta ketika hendak masuk kuliah di UMY.
Beliau pernah membantu dirinya dapat menyelesaikan kuliah di UMY hingga melanjutkan menempuh pendidikan S2 di UGM. Buya Syafii Maarif juga pernah membantu istrinya hingga dapat menyelesaikan pendidikan hingga S3.
“Kemarin melayat tetapi tidak sempat mengantarkan hingga ke pemakaman. Saat ini bersama keluarga menyempatkan waktu, berziarah ke makam beliau,” ujar Basuki di Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah.***k