.
Makam Pratu Sugiman yang gugur di Bandung di Pemakaman Terbah, Pengasih (PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Masyarakat Terbah, Kalurahan/Kapanewon Pengasih memiliki catatan kepahlawanan tersendiri dengan Pratu Sugiman. Berbeda dengan pahlawan pejuan Mandung yang keduanya dimakamkan di Pemakaman Umum Terbah.
Di atas nisan terpasang helm perang bergambar bintang satu. Kemudian pada sisi bagian depan bertuliskan, ‘PAHLAWAN PEJUANG 45 –SUGIMAN – LAHIR 1925 PRATU – TNI – AD BRIG III. Sli.PI. BATVRES XXI DIVISI III GUGUR DI BANDUNG 1 – X – 1946’.
Kemudian berdekatan dengan nisan terpasang bambu runcing dan bendera merah putih. Nama Sugiman juga diabadikan menjadi salah satu nama ruas jalan di Kota Wates.
Tokoh masyarakat Terbah Pengasih, Mulyo Diharjo mengungkapkan Pratu Sugiman merupakan seorang anggota tentara yang gugur di Bandung yang ada kaitan dengan peristiwa Bandung Lautan Api.
Parjono Marto Sentono menyatakan pemerintah sekitar tahun 1960 hendak memindah makam Mandung dan Sugiman ke Taman Makam Pahlawan Giripeni. Pihak keluarga atau ahli waris pada saat itu tidak mengizinkan sehingga saat ini keduanya masih di pemakaman umum.
“Alasan dari keluarga akan kesulitan sewaktu-waktu akan ziarah ke makam almarhum. Untuk ziarah harus minta izin dan proses panjang sehingga membiarkan makam di pemakaman umum,” ujar Parjono.
Seperti diketahui Sugiman gugur di Bandung, mengingatkan peristiwa Bandung Lautan Api. Peristiwa tersebut berawal dari Sekutu mengeluarkan ultimatum agar Bandung dikosongkan paling lambar, 29 November 1945.
Menindaklanjuti ultimatum tersebut, TRI (Tentara Rakyat Indonesia) dibawah pimpinan AH Nasution pada tanggal 24 Maret 1946 memutuskan untuk membumihanguskan Bandung. Rakyat diungsikan ke arah selatan dari Kota Bandung.
Rakyat membakar rumah yang akan ditinggal mengungsi. Pasukan TRI meledakan gedung-gedung vital dan rumah warga di Bandung bagian utara. Melalui peristiwa itu dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api.***