.
Sleman (PM)- Sebanyak 21.492 buah ember Si Wolbachia yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sleman ditarik kembali ke Dinas Kesehatan setempat. Si Wolly merupakan program pengendalian kasus demam berdarah dengue dengan menyebar ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia.
Penarikan dilakukan Dinas Kesehatan Sleman bersama World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, setelah masa penitipan ember berlangsung 6 bulan sejak Agustus 2021. Ribuan ember berisi telur nyamuk itu ditipkan rumah-rumah Orang Tua Asuh (OTA) serta pada berbagai fasilitas umum di wilayah Kabupaten Sleman.
Penarikan dilakukan secara simbolis oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa di Aula lantai 3 Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Jumat (28/1). Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama, mengatakan bahwa program Si Wolly Nyaman merupakan inovasi dalam rangka pencegahan DBD di Sleman. Terlaksana di 13 kapanewon, 39 puskemas, 39 kalurahah dan 588 padukuhan.
“Pasca grand launching pada 21 Mei 2021, implementasi Si Wolly Nyaman sempat menemui kendala dikarenakan adanya kebijakan PPKM Darurat untuk menekan penyebaran COVID-19 di Sleman,” jelas Cahya.
Cahya menyebut hasil monitoring populasi nyamuk ber-Wolbachia pada periode pengamatan keitiga, Bulan Desember 2021, mencapai 73,9%.
“Kondisi tersebut cukup menggembirakan meskipun masih terdapat beberapa wilayah yang belum mencapai target minimum 60%. Namun di tengah pandemi Covid-19 tentunya capain tersebut patut kita syukuri bersama.” Ungkapnya secara tertulis.
Dr Eggi Arguni dari Diagnostic Team Leader WMP Yogyakarta menuturkan, pengamatan yang dilakukan menunjukkan nyamuk ber-Wolbachia Sleman telah berkembang secara baik dan stabil. Ia berharap, nyamuk-nyamuk Wolbachia akan terus berkembang secara alami. Setelah penarikan ini, masih akan dilakukan dua kali lagi monitoring untuk melihat perkembangan nyamuk.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam pelaksanaan program ini, sehingga hasilnya mencapai 73,9% atau di atas target minimal yang ditetapkan yakni 60%.
Upaya pencegahan DBD di sleman, lanjutnya, perlu berkaca dari fenomena peningkatan kasus DBD baik secara nasional maupun lokal di Kabupaten Sleman. Diperlukan upaya preventif tidak hanya bersikap reaktif. karenanya ia berharap program SI Wolly Nyaman dapat dilakukan di 17 kapanewon di Kabupaten Sleman serta dapat dikoordinasikan dengan wilayah-wilayah di daerah tetangga untuk progress penerapannya.
“Saya berharap penerapan program 'Si Wolly' ini makin sukses sehingga dapat menekan kasus penularan BDB di Kabupaten Sleman,” ucap wakil bupaiti.***g