.
Nara sumber refleksi HPN, HM Aznan Hadkkusumo bersama peserta da pengurus PWi DIY. (PM -Nadi Mulyadi)
Yogyakarta (PM) - Masyarakat di era global ini pada dasarnya sudah mual dengan berita-berita sampah yang tidak mencerdaskan masyarakat, bahkan berita hoaks yang arahnya menimbulkan pertentangan antarmasyarakat. Di sinilah peran jurnalis menjadi sangat strategis dalam rangka mencerdaskan masyarakat.
Demikian disampaikan Anggota MPR RI Drs HM Afnan Hadikusumo saat menjadi pembicara dalam acara Refleksi Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2023 di aula kantor PWI DIY, Jalan Gambiran 45 Yogyakarta, Rabu (22/2/2023).
Refleksi HPN kali ini mengangkat tema 'Pers Pancasila Menghadapi Era Global' dipandu moderator, Dra Esti Susilarti MPd MPar (Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI DIY). Kegiatan ini merupakan kerja sama antara PWI DIY dan MPR RI dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke-77, tahun 2023.
Refleksi HPN PWI DIY dihadiri segenap pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY dan pengurus Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI DIY) serta undangan dari berbagai pihak mitra PWI DIY. Hadir pula Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yulianto, Ketua PWI DIY Hudono SH dan Ketua IKWI DIY Hj Sri Surya Widati.
Afnan mengatakan, untuk mencegah berita-berita hoaks itu, maka para jurnalis Pancasilais hendaknya kembali ke prinsip dasar jurnalistik yang benar. Yakni jujur, objektif, berimbang, memisahkan fakta dan opini, etis dan memperhatikan hak-hak asasi masyarakat.
"Insan Pers hendaknya kembali ke fungsinya yakni sebagai watch dog atau 'anjing penjaga', sebagai mata dan telinga bagi masyarakat sehingga keberadaan media kembali ke basisnya yakni sebagai salah satu sarana untuk mencerdaskan masyarakat dan bangsa," ujar Afnan.
Menurut Afnan, masyarakat masih percaya bahwa Pers sejatinya memiliki kelebihan serta potensi dalam menjangkau audien/khalayak yang jauh lebih banyak serta dapat menyebarkan informasi ke daerah/lingkungan yang lebih jauh, lebih luas dalam waktu yang relatif singkat dalam melawan ketidakadilan ekonomi, hukum, dan sosial.
"Pers Pancasila di tengah kebebasan berekspresi dalam menyampaikan informasi hendaknya tetap berpegang pada kebenaran, tidak memihak, dan bertanggungjawab. Dengan harapan muncul para pahlawan-pahlawan baru yang mengikuti jejak insan Pers terdahulu yang berani menyampaikan kebenaran dengan tetap menjaga keutuhan NKRI," katanya.
Ketua PWI DIY Hudono mengatakan, refleksi HPN tahun ini sengaja mengangkat topik Pers Pancasila, karena saat ini Pers Pancasila banyak dilupakan. Ia juga prihatin, banyak teman-teman wartawan yang mengabaikan kode etik jurnalistik dan nilai-nilai Pancasila saat melakukan kegiatan jurnalistik.
Menurut Hudono, peringatan HPN ini menjadi momentum yang sangat baik bagi insan Pers Indonesia untuk kembali ke khitohnya yaitu Pers Pancasila yang betul-betul made in Indonesia dan di dalamnya sangat lengkap meliputi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah mufakat dan keadilan sosial.
"Pemaparan dari Mas Afnan Hadikusumo dengan segudang pengalaman berpolitiknya akan mengaktualisasikan nilai-nilai Pers Pancasila. Bagaimana dinamikanya dan apa saja tantangannya, sehingga kita semua bisa mengindentifikasi," pungkasnya. (*)