Salam Damai dari Danau Paniai, Serpihan Surga di Bumi Papua
Sih Utami
15 June 2023
.
Danau Painai di Kabupaten Paniai, Papua. (PM-dokomen pribadi)
SURABAYA (PM)--Sebanyak 450 Pasukan Laba-Laba Yonif 527 Lumajang diberangkatkan ke Papua awal April 2023 lalu. Penugasan di daerah rawan konflik tentu sulit dan berisiko, namun tugas operasi adalah hal yang diidamkan oleh setiap prajurit, karena tidak semua prajurit diberikan kesempatan. Mereka ditempatkan di beberapa pos yang telah ditentukan, salah satunya di Kabupaten Paniai, Papua. Sejumlah kegiatan patroli dan tugas kemanusiaan dilaksanakan, seperti pemeriksaan kesehatan, perbaikan fasilitas umum, dan pemenuhan sarana belajar di sekolah-sekolah.
Para raider memulai perjalanan dari Kota Enarotali, Ibu Kota Kabupaten Paniai, melintasi medan jalan yang terjal dan berkelok-kelok untuk melakukan patroli rutin. Siapapun akan dibuat terpesona dengan keindahan Danau Painai. Pada awalnya, danau ini dinamakan Wisselmeren oleh pemerintah Hindia Belanda. Karena pada tahun 1936, seorang pilot berkebangsaan Belanda bernama Frits Julius Wissel terbang melintasi pegunungan Pulau Papua melakukan survei untuk perusahaan minyak Belanda dan menemukan wilayah ini. Pada akhirnya danau ini lebih dikenal dengan Danau Paniai karena terletak di Kabupaten Paniai, Papua.
Danau Paniai terletak di daerah ketinggian, yaitu sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut dengan luas mencapai 14.500 hektare, dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi dan perbukitan yang sejuk. Tidak heran jika keindahan Danau Paniai diakui oleh utusan dari 157 negara ketika berlangsungnya Konferensi Danau Se-Dunia yang dihelat di India pada tanggal 30 November 2007.
Di sela tugas berpatroli itu, para raider berhenti sejenak di atas ketinggian sembari melihat wisatawan bersantai di bebatuan dan pasir di tepian danau. Sementara beberapa nelayan menjaring aneka jenis ikan air tawar dan udang dari atas sampan. Bila beruntung, nelayan dapat menangkap udang endemik Papua yang kini sudah mulai langka, yaitu udang jenis cherax albertisii.
Betapapun ramainya gejolak manusia, selalu ada alasan untuk mencintai bumi beserta isinya. Besarnya bahaya yang mengancam, tidak menyurutkan tekad anak-anak negeri yang berasal dari berbagai suku, lintas agama dan budaya untuk datang dalam satu kesatuan demi menjaga keutuhan wilayah NKRI.***