Platinum

Salaman dan Jajan Tradisional di Hari Lebaran

Muh Sugiono
02 May 2022
.
Salaman dan Jajan Tradisional di Hari Lebaran

Tradisi sungkeman di hari Lebaran

LEBARAN adalah saat tepat untuk saling kunjung. Semua ingin jadi tamu di hari itu. Tak terkecuali  mereka yang sedang berada di tempat jauh. Itu sebabnya tradisi mudik tetap semarak setiap tahun menjelang hari raya Idul Fitri. Untuk Lebaran tahun 2022 ini saja, diperkirakan ada 3,9 juta pemudik memasuki DI. Yogyakarta.   

Memaksa diri pulang kampung, menempuh perjalanan dengan segala risiko yang menghadang. Apa yang mereka kejar? Pengampunan atas kesalahan? Maaf? Bukankah permintaan maaf bisa disampaikan lewat whatsapp, sms, telepon, kartu atau iklan di media massa? 

Ternyata, ada sesuatu yang kurang ketika maaf disampaikan hanya lewat kata. Belum tentu, ketika kata itu terucap di bibir, melahirkan desiran di hati yang disertai perasaan berdosa yang amat sangat. Kata yang meluncur harus dilandasi ketulusan, disertai salaman, jabat tangan atau bersujud mencium lutut. Dan, momentum paling tepat  untuk melakukannya adalah di hari Lebaran. Salaman bukan sekadar pertautan antara dua telapak tangan, tapi adalah ketulusan sebagai pengakuan bahwa kita masih manusia biasa.

Tradisi halal bihalal warga Dusun Mandungan 1, Margoluwih, Seyegan, Sleman, Yogyakarta. (PM-Muh.Sugiono)

Berkumpul bersama sanak saudara di hari Lebaran, kurang afdol jika tak disertai  hidangan aneka penganan tradisional di atas meja. Tidak sekadar untuk membuat acara ngumpul jadi lebih meriah. Penganan tradisional juga mampu mengungkit kenangan manis masa kecil di desa. Bagi masyarakat Yogyakarta, aneka ragam penganan tradisional juga menjadi  kekayaan budaya yang membanggakan.

Apalagi, penganan tradisional kini semakin banyak menjadi hidangan di hotel-hotel dan rumah makan gedongan. Di tempat-tempat inilah sudah seharusnya penganan tradisional disuguhkan. Tentu dengan cara yang hegienis dan estetis, sehingga citra penganan tradisional tidak kalah saing dengan penganan modern.

 Siapa tak kenal gatot, tiwul, cenil, hongkoe, atau rengginan yang renyah itu. Tapi apapun yang tersaji, salaman dan penganan di hari Lebaran telah menjadi tradisi, yang sebaiknya memang dilestarikan dan diuri-uri.

Di hari yang bahagia ini izinkan kami atas nama jajaran manajemen dan seluruh awak Patmamedia.com, dengan rendah hati menyampaikan terima kasih sebersar-besarnya kepada segenap narasumber, mitra bisnis dan seluruh pembaca setia di mana pun berada.

Dengan niat tulus dan suci kami mengucapkan Selamat Hari Raya Idhul Fitri 1443 Hijriyah. Minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.***

 

Muh Sugiono, Manajer Pemberitaan Patmamedia.com

Griting

Baca Juga