.
Peserta Bimtek coba mengoperasikan Power Thresher. (PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Para petani mendapatkan bimbingan teknis (Bimtek) mengoperasikan berbagai jenis alat mesin pertanian (Alsintan) perontok padi di Dinas Pertanian dan Pangan (PP) Kulonprogo. Bimtek wajib diikuti bagi calon penerima bantuan dari Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian.
Bantuan sebanyak 16 unit mesin perontok padi yang akan diterima 16 kelompok tani di Kulonprogo, meliputi satu unit jenis power thresher, 8 unit com sheller dan 7 unit power thresher multiguna.
Ketua Kelompok Tani Bina Mandiri Ngasiyo salah satu calon penerima bantuan power thresher yang mengikuti Bimtek di Dinas PP Kulonprogo. Belum mengetahui mesin perontok padi diterima tetapi bermanfaat bagi petani.
Menurutnya, memanen padi menggunakan power thresher setiap 1000 meter persegi bisa menghemat biaya tenaga kerja sekitar Rp 280 ribu. Selama ini memanen padi dengan cara diserit atau digepyok. Biaya panen biasa diwujudkan dalam bentuk bau atau pembagian gabah yang dipanen.
Memanen menggunakan power thresher dapat menggurangi 4 orang dari 6 orang tenaga kerja memanen padi secara konvensional. “Selain menghemat biaya tenaga kerja, produksi panenan padi dipastikan akan meningkat,” ujar Ngasiyo, warga Pahingan, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih.
Kepala Dinas PP Kulonprogo, Muh Aris Nugroho mengatakan alsintan pasca panen padi mampu meningkatkan produksi gabah dari panenan petani. Tingkat kehilangan gabah bisa mencapai 10 persen akibat pemanenan dengan cara digepyok.
Selain gabah tersebar ke mana-mana, katanya kualitas gabah yang dihasilkan berpotensi tidak sebaik. Jika memanen menggunakan alsintan, gabah bisa terpisah dengan batang padi dan bisa langsung dimasukkan ke karung.***s