Single Parent, Wanita Ini Jadi TKW Demi Wujudkan Mimpi Dua anaknya Menjadi Pramugari
Muh Sugiono
15 June 2023
.
Umayya Jihan (baju putih) di tengah kedua putra-putrinya, Angga dan Sesi. (PM-dokumen pribadi)
CILACAP (PM) -- Status resminya: Janda cerai dengan dua anak. Dalam keluarganya yang tak lagi utuh, wanita 39 tahun ini adalah satu-satunya tumpuan masa depan yang harus bekerja keras bagi kedua anaknya yang telah remaja. Tapi, kemampuannya menjaga kecantikan dan membawa diri, tak jarang membuat orang salah sangka, mengira ia adalah sulung dari dua anak kandungnya sendiri.
Umayya Jihan, nama lengkap wanita kelahiran Cilacap 16 Desember 1984 itu, boleh dibilang kurang beruntung dalam membina keluarga. Tahun 2017 ia harus berpisah dengan suami karena suatu hal tak bisa lagi dipersatukan. Dua anaknya, Sisi Suseni yang saat itu berusia 16 tahun dan Angga Falestino 13 tahun, memilih ikut ibunya karena kedekatan mereka sejak kecil.
Bagi Umayya, perceraian tidak hanya menyakitkan, lebih dari itu juga melahirkan bayang-bayang kesulitan masa depan. Namun keberadaan Sisi dan Angga yang sedang tumbuh remaja, telah secara ajaib mengobarkan kembali semangat hidupnya yang nyaris padam. Dititipkannya anak-anak itu kepada keluarga di Cilacap, lalu dengan tekad sempurna ia berangkat bekerja ke Singapura. Menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan bersumpah akan mewujudkan apapun yang menjadi impian kedua anak yang dicintainya.
Umayya boleh bersyukur dikaruniai wajah cantik, tapi ia bukanlah seorang model yang hidup dari kecantikan. Seperti diakuinya sendiri, kegemarannya merantau sejak muda menikmati bermacam budaya kehidupan masyarakat negara lain telah membuatnya bergairah menekuni pekerjaannya di Singapura. Selain itu menurut perhitungannya, hanya menjadi TKW di luar negeri yang sanggup memberikan penghasilan cukup bagi seorang yang mengaku hanya lulusan SD itu, untuk bisa leluasa mencukupi kebutuhan hidupnya sebagai wanita dan membiayai pendidikan kedua anaknya.
Maka ketika pada 2022 lalu si bungsu, Angga Falestino lulus dari SMK Karya Teknologi, Cilacap dan meminta saran ibunya kemana harus melanjutkan pendidikan, Umayya melalui komunikasi internasional menawarkan beberapa Sekolah Kedinasan yang bisa dipilih. Antara lain Sekolah Tinggi Inteligen Negara (STIN), Politeknik Statistika STIS, Politeknik Imigrasi, dan Sekolah Penerbangan.
“Saya sengaja browsing mencari sekolah-sekolah kedinasan agar begitu lulus anak-anak tidak pontang-panting lagi mencari pekerjaan. Mungkin biaya pendidikannya mahal, tapi bukankah memang demi anak-anak itu aku bela-belain kerja sampai di negeri orang!” ucap Umayya kepada patmamedia.com melalui sambungan whatsUp.
Ternyata Angga Falestina memilih masuk di sekolah penerbangan karena ingin menjadi seorang pramugara. Kakaknya, Sisi Suseni yang telah lebih dulu lulus SMK Jurusan Perbankan, rupanya terpincut dan berbalik arah ingin menjadi pramugari juga.
Agustus 2022 lalu, dua kakak beradik itu mendaftar di FAAST, salah satu Sekolah Penerbangan terbaik di Yogyakarta. Setelah melewati seleksi yang ketat, keduanya berhasil lolos bersama 60 calon mahasiswa lainnya dari ratusan orang yang mendaftar.
Sepuluh bulan suntuk menjalani berbagai pelatihan sebagai calon pramugari/pramugara di kampusnya, kini kakak beradik itu menjalani program On the Job Training (JOT) di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, di bawah PT Angkasa Pura II. Itu artinya satu langkah lagi keduanya benar-banar akan terbang menjadi pramugara dan pramugari seperti yang diimpikannya.
Tak terbilang rasa syukur dan bangga menyelimuti hati Umayya Jihan, yang oleh anak-anaknya dipanggil dengan sebutan sayang “Mom Cantik”. Dan, ibu dua anak itu memang terbilang awet cantik di usia yang hampir kepala 4. Bahkan ketika sesekali pulang kampung dan jalan bareng kedua anaknya, banyak yang salah sangka, mengira Umayya adalah kakak sulung dari Angga dan Sisi. Ketika ditanya rahasianya bisa tampak awet muda, wanita berkulit putih itu hanya tertawa.
“Untuk bisa tetap cantik, bagi wanita rahasianya hanya satu, yakni bahagia,” ucapnya.
Tentu saja Umayya bahagia karena memiliki penghasilan yang cukup untuk membiayai kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Dengan uang dia bisa membeli semua barang yang ingin dimiliki, dan dengan uang pula dia bisa mengunjungi tempat-tempat yang ingin dilihatnya.
“No ... no! Bukan seperti itu terjemahan bahagia. Kita tahu bahagia itu sebuah kata sifat, bukan kata benda. Jadi tidak ada urusan sama-sekali dengan uang dan harta benda,” katanya buru-buru menyanggah.
Menurut wanita penggemar masakan Nusantara itu, bahagia adalah ketika kita berhasil membebaskan hati dari perasaan benci, iri, dengki, marah, dan segala penyakit hati lainnya. Bahagia, demikian Umayya Jihan, adalah keadaan hati yang bersih. Jadi kenapa Anda tak berusaha bahagia, jika hanya semurah itu untuk mendapatkannya?
“Eh, satu lagi rahasia agar wanita tetap cantik, jangan punya suami,” kelakarnya sambil tertawa di ujung telpon sebelum kemudian buru-buru menutupnya.***