.
Mobil ambulan BPBD Kulonprogo yang lampu strobo bisa hidup sendiri (PM-Roberto Gusta)
Kulonprogo (PM) – Mobil ambulan AB 9004 UC sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan anggota TRC (Tim Reaksi Cepat) BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kulonprogo. Pasalnya, petugas piket sering melihat lampu strobo di atas ambulan tersebut tiba-tiba menyala sendiri di tempat parkir.
Selama ini mobil Isuzu Elf warna orange dikhususkan untuk penanganan Covid-19. Untuk penjemputan orang isoman meninggal ke rumah sakit untuk mendapatkan pemulasaran dan mengantarkan jenasah yang dimakamkan dengan protokol kesehatan.
Ambulan selalu dicuci dan dibersihkan habis dipergunakan untuk membawa jenazah. Kemudian stand by di tempat parkir BPBD berjajar mobil operasional lainnya. Ambulan sewaktu-waktu siap memberikan pelayangan panggilan darurat.
Anggota TRC yang piket berjaga di Posko BPBD Kulonprogo sering dikejutkan kejadian aneh dengan ambulan di tempat parkir. Kejadian aneh terakhir, anggota TRC yang piket jaga, Senin (14/3) malam dikejutkan lampu strobo di atas ambulan menyala sendiri.
Petugas piket mengabadikan dengan merekam video ke arah lampu di atas ambulan menyala. Dalam video berdurasi kurang dari 30 detik itu seorang petugas piket lainnya mendatangi mobil ambulan, membuka kunci pintu mobil untuk mematikan saklar lampu strobo dalam posisi hidup.
“Teman yang piket malam melaporkan lampu strobo hidup sendiri. Sudah sering kejadian-kejadian seperti itu. Sepanjang tidak mengganggu saat dipergunakan, menganggap kejadian biasa,” tutur Edi Haryanto, Koordinator TRC BPBD Kulonprogo, Kamis (17/3).
Menurutnya, lampu strobo menyala sendiri posisi mobil ambulan di tempat parkir depan, Sebelumnya posisi sempat di tempat parkir belakang. Pada posisi direm tangan, tombol-tombol mati dan pintu mobil terkunci, mobil mundur, pintu terbuka dan lampu kabin menyala sendiri.
“Kita tidak berfikir aneh-aneh. Menganggap kejadian aneh-aneh merupakan suatu peringatan agar kita selalu siaga. Sewaktu-waktu ada panggilan pelayanan darurat,” jelasnya.
Sunar Iswanto (39), salah satu relawan anggota TRC BPBD menuturkan beberapa kali membawa mobil ambulan BPBD Kulonprogo. Untuk keamanan, memarkir mobil selalu menarik rem tangan, memasukan persenling dan semua tombol dalam posisi mati.
“Para relawan menanggapi dengan positif. Karena sudah sering terjadi menganggap hal biasa. Relawan beranggapan bahwa mereka diminta siap-siap bekerja,” tuur Sunar Iswanto.
Seperti diketahui mobil ambulan BPBD Kulonprogo berasal bantuan dari BNPB sekitar 2014. Sebelum dan sesudah tahun itu, juga mendapatkan bantuan mobil strada doble kabin, Isuzu Panther, mobil dapur umum, mobil tangki dan sejumlah motor roda dua.
Pertama kali mendapatkan mobil ambulan dioperasikan untuk simulasi gempa berpotensi tsunami di Pantai Glagah, Kapanewon Temon. Di masa pandemi Covid-19, dikhususkan untuk penjemputan orang isoman meninggal dan memakaman jenasah dengan protokol kesehatan.
Mobil ambulan BPBD Kulonprogo dalam dua pekan di Maret 2022 memberikan pelayanan darurat 43 kali. Dua kali di antaranya melakukan penjemputan orang isoman meninggal dibawa ke rumah sakit untuk pemulasaran.
Sedangkan pada Februari, ada 23 kali membawa jenazah dengan pemakaman prokes. Empat kasus melakukan penjemputan isoman meninggal dibawa ke rumah sakit . Sedangkan Januari, mobil ambulan memberikan pelayanan darurat tiga kali kematian.***g